Minta Kapolri Menahan Diri, MUI Jatim: “Kalau Orang tidak Makar Disebut Makar, Gimana Rasanya”

kh-abdusshomad-buchori-1
KH Abdusshomad Buchori. (Foto: JITU Islamic News Agency)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua MUI Jawa Timur KH Abdusshomad Buchori menyayangkan, adanya tudingan makar seperti dikatakan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait aksi yang akan digelar oleh umat Islam pada 2 Desember mendatang.

Menurut Kiai Shomad, semua pihak, terutama para pejabat publik seharusnya dapat menahan bicara. Apalagi, kata dia, kalau ada ekses yang kurang bagus.

“Sebab pengaruhnya akan meluas,” ujarnya kepada JITU Islamic News Agency di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (23/11/2016).

“Kalimat makar itu kita juga khawatir mendengarnya. Kalau orang tidak makar disebut makar, itu gimana rasanya ya. Kalau makar itu kan seperti pemberontak,” sambungnya.

Kiai Shomad menilai, aksi demo umat Islam merupakan upaya menuntut penegakan hukum terhadap penista agama.

Baca Juga

“Kasus sekarang ini pertanyaannya kenapa kok tidak segera ditangkap, mengapa tersangka kok tidak ditahan. Kalau tuntutan masyarakat segera dipenuhi, saya kira akan menurunkan tensi,” jelasnya.

Untuk itu, Kiai Shomad yang Ketua MUI Pusat Bidang Dakwah ini, meminta Kapolri untuk menahan diri serta mencari bahasa yang tepat dan sesuai kebutuhan dalam menyampaikan statemennya.

“Saya kira kalau orang tingkat tinggi tidak perlu digurui, beliau-beliau ini kan sudah sangat berpengalaman. Tapi mohon ada bahasa yang bisa menenangkan masyarakat, itu lebih bagus,” pungkasnya.

Reporter: Yahya Nasrullah

Baca Juga