JAKARTA (SALAM-ONLINE): Ketua Presidium Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Ratna Sarumpaet menegaskan, jika Kapolri mengetahui adanya makar, maka harus segera ditangkap.
“Bahkan tugas Kapolri kalau dia tahu ada makar, tugas dia menangkap. Kalau dia tidak tangkap, dia tidak kasih tahu siapa (pelakunya), itu salah,” tegasnya kepada Islamic News Agency (INA), kantor berita Islam jaringan Jurnalis Islam Bersatu (JITU), usai melakukan audiensi bersama Komisi III di Gedung Nusantara II DPR RI, Jakarta, Senin (28/11) siang.
Aktivis HAM ini menyatakan seharusnya masyarakat juga berhak untuk mengetahui siapa yang dituding oleh Kapolri hendak melakukan makar.
“Sebab kalau memang betul-betul ada makar, aku juga pengen tahu. Semua rakyat berhak untuk tahu makar yang mana,” ungkapnya.
Membantah tudingan Kapolri tersebut, aktivis perempuan ini menyatakan bahwa makar itu harus ada syarat-syaratnya. Salah satunya adanya pasukan.
“Makar itu kan syarat-syaratnya ada banyak, harus ada senjata, harus punya pasukan, itu nggak bisa hanya, itu kan ada selebaran, ada banyak nama-nama, lalu katanya mereka ini berkumpul-kumpul,” kata Ratna.
Ratna juga mempertanyakan pernyataan Kapolri soal makar tersebut di saat situasi politik sedang sangat rawan.
“Seorang Kapolri dalam situasi politik kita yang sangat rawan sekarang mengucapkan hal seperti itu berulang-ulang. Ini buat saya menjadi pertanyaan besar,” tandasnya.
Pernyataan tersebut dinilai GSI sebagai sikap yang berlebih-lebihan dan dapat membahayakan demokrasi.
“Kami dari GSI menganggap Kapolri itu berlebih-lebihan. Segala sesuatu yang berlebihan itu salah dalam demokrasi dan berbahaya,” pungkasnya.
Reporter: M Nizar Malisy