Pukulan Telak, Serangkaian Ledakan Tewaskan Komandan Senior Rezim Suriah di Homs

Hasan Daabol

HOMS (SALAM-ONLINE): Rezim Suriah menerima pukulan telak pada Sabtu (25/2) pagi, saat serangkaian ledakan mengguncang pusat keamanan yang paling terkemuka di wilayah Homs.

Serangan tersebut mengakibatkan banyaknya anggota pasukan militer Suriah yang tewas dan terluka parah, termasuk pemimpin senior rezim Basyar Asad itu.

Media rezim mengakui markas Keamanan Militer dan markas Keamanan Negara terkena serangan yang dilancarkan oleh enam orang dan digambarkan sebagai “pelaku bom bunuh diri” di al-Ghouta dan al-Mahatta dalam di wilayah Homs.

Serangan menewaskan kepala Keamanan Militer Brigjen Hasan Daabol. Sementara cedera di kepala dialami komandan militer lainnya, Ibrahim Darwish, selain sejumlah besar anggota keamanan yang mencapai 20 orang, menurut perkiraan awal.

Kantor berita resmi rezim Suriah, ‘SANA’, mengonfirmasi, pusat keamanan di kota Homs digempur bom. Sejumlah anggota militer rezim tewas, tanpa memberikan rincian lebih lanjut tentang identitas pelaku atau nama-nama orang yang mati.

Baca Juga

Rezim Suriah kembali kehilangan salah satu seniornya 
Koresponden Eldorar melaporkan bahwa Brigadir Jenderal Hasan Daabol dan Ibrahim Darwish memberikan perintah pengeboman di lingkungan al-Waer di Homs dan sebagian besar daerah pedesaan utara. Mereka dinyatakan bertanggungjawab atas beberapa pembantaian terhadap warga sipil.

Hasan Daabool, Komandan Divisi Keamanan Militer di Homs, tewas pada Sabtu (25/2) dalam pengeboman. Dia dijuluki “Panglima Kematian” karena melakukan banyak kejahatan penyiksaan dan pembunuhan selama tugasnya di 215 pos, di mana ribuan tahanan meninggal karena disiksa, demikian laporan beberapa lembaga HAM berdasarkan pada kesaksian dari beberapa orang yang selamat.

Serangkaian serangan bom dari kelompok pejuang oposisi tewaskan Komandan senior resim Suriah dan anggota pasukan militer Basyar Asad

Rezim Suriah menunjuk Hassan Daabol sebagai kepala Cabang Keamanan Militer di Homs pada awal 2016 setelah beberapa pusat keamanan berulang kali mengalami pengeboman. Serangan gencar dari kelompok pejuang oposisi itu membuat marah pendukung rezim dan unsur milisi Pertahanan Nasional. Hal itu mendorong mereka untuk melakukan demonstrasi, menuntut komite perubahan keamanan dan wali kota. (EZ/salam-online)

Sumber: Eldorar.com

Baca Juga