Staf Dubes Suriah Akui Ada Pembantaian, Tapi tidak Tahu Siapa Pembantainya

Muhammad Pizaro (kanan) dari Aliansi Merah Putih Peduli Suriah saat menjelaskan protes massa dalam aksi, Jumat (7/4) kepada Staf Kedubes, Basuni, terkait pembantaian dengan gas beracun terhadap warga sipil di Idlib, Suriah, pada Selasa (4/4) lalu. (Foto: EZ/salam-online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE):  Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Suriah memberikan dukungan untuk rakyat Suriah atas serangan yang dilakukan rezim Basyar Asad terhadap warga sipil di kota Idlib, Selasa (4/4) lalu.

Pada kesempatan itu, perwakilan massa diterima masuk ke dalam Kedubes Suriah di Kuningan, Jakarta. Di hadapan Staf Kedubes Suriah, salah satu delegasi Aliansi Masyarakat Peduli Suriah, Muhammad Pizaro, mengecam keras tindakan rezim Basyar Asad yang menumpahkan gas klorin ke kota Idlib pada Selasa (4/4) lalu.

“Ratusan orang tewas dan lima ratusan lainnya terluka, termasuk anak-anak akibat serangan biadab ini dengan menggunakan gas klorin yang dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur milik Rezim Basyar,” ujar Pizaro di hadapan Staf Kedubes Suriah, Jumat (7/4).

Pihaknya, kata dia, dengan tegas meminta kepada Kedubes Suriah untuk segera menghentikan pembantaian yang sedang terjadi di Suriah terhadap warga sipil. Namun, amat disayangkan, sang Duta Besar sudah meninggalkan kantor Kedubes sebelum aksi demo berlangsung. Tak hanya Dubes, seluruh diplomat Suriah, menurut Staf Kedubes Suriah, Basuni, tak ada di tempat.

Menurut Basuni, jika ingin bertemu Dubes, kapan saja dipersilakan, asal jangan mendatangkan atau membawa massa. Menurut Pizaro, hal ini menunjukkan ketakutan Dubes Suriah jika delegasi membawa massa. “Padahal untuk membantai rakyat Suriah, rezim Basyar Asad mendatangkan negara-negara dan pihak lain seperti Rusia, Iran dan milisi-milisi Syiah,” ujar Pizaro kepada salam-online usai diterima Staf Kedubes Suriah bersama perwakilan Aliansi Merah Putih, Jumat (7/4).

“Ini, jelas-jelas merupakan sebuah pembantaian dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat, rezim Asad justru mengundang negara-negara lain untuk membantai warga sipil Suriah, kok Dubesnya menghadapi massa saja ketakutan,” ungkapnya.

Baca Juga

Namun Basuni menyampaikan ucapan terima kasih atas aksi solidaritas untuk warga Suriah. Ia mengaku dirinya merasa tersentuh atas aksi massa umat Islam di depan Kedubes Suriah.

“Saya jujur merasa tersentuh, dan saya mengakui memang ada pembantaian pada masyarakat sipil Suriah tapi siapa pelakunya saya tidak tahu,” ujar Basuni kepada lima delegasi Aliansi Merah Putih.

Karena itu, lanjut Pizaro, Aliansi Merah Putih Peduli Suriah mendesak agar dunia bersikap dan berupaya menghentikan serangan rezim terhadap warga sipil yang tak bersalah itu.

“Mendesak Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan pernyatan sikap mengutuk tragedi HAM berat di Suriah dan memfasilitasi penyaluran bantuan kemanusiaan dari rakyat Indonesia untuk rakyat Suriah yang menjadi korban kekerasan Basyar Asad,” kata Pizaro.

Selain itu, Aliansi Merah Putih juga menyerukan kepada masyarakat Indonesia agar berdoa dan mengulurkan bantuan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Suriah. Dan meminta PBB untuk segera melakukan tindakan nyata menghentikan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan rezim Basyar Asad dan negara-negara lain yang terlibat dalam pembantaian rakyat sipil di Suriah itu.

Aliansi Merah Putih Peduli Suriah terdiri dari Majelis Az-Zikra, Sinergi Foundation, Sapa Islam, Road4Peace, Auction4Humanity, Charity4Syria, Human Right Care for Palestine, Islampos Aid, Mahasiswa Pecinta Islam (MPI), Syam Organizer (SO), KAMMI, Sahabat Al Aqsha, Sahabat Suriah, Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), World Human Care, Hilal Ahmar Society Indonesia. (EZ/salam-online)

Baca Juga