Rezim Asad & Milisi Iran Dikerahkan di Provinsi Daraa

Pasukan rezim Basyar Asad dan milisi dukungan Iran dikerahkan di beberapa daerah di Provinsi Daraa untuk operasi yang luas, meskipun ada penolakan keras dari AS.SALAM-ONLINE: Pasukan rezim Basyar Asad telah mempersiapkan operasi yang luas untuk melawan barisan oposisi di provinsi barat daya Daraa, meskipun ada keberatan keras dari AS.

Sumber-sumber oposisi di Suriah mengatakan kepada kantor berita Anadolu Agency, Selasa (19/6/2018) bahwa pasukan Iran serta kelompok-kelompok milisi dukungan negara Syiah itu juga akan mendukung operasi tersebut—yang diperkirakan akan dimulai kapan saja.

Operasi Daraa akan mencakup area yang dinyatakan sebagai “zona aman” dan zona de-eskalasi—di mana pertempuran seharusnya dilarang—kata sumber tersebut.

Sumber-sumber pejuang Suriah juga mengatakan bahwa pasukan rezim menyerang kelompok oposisi dari timur ibu kota provinsi Daraa, hingga larut malam.

Pasukan Asad meningkatkan kehadiran mereka di daerah itu dengan mengerahkan setidaknya 60 kendaraan lapis baja pada Senin malam.

Selain itu, Garda Republik, Pasukan Pertahanan Nasional, Pasukan Macan, Tentara Kemerdekaan Palestina dan Brigade Yerusalem juga dikerahkan di wilayah tersebut, bersama dengan divisi milisi ke-4, 7, 9, 14 dan 15.

Bulan lalu para teroris asing yang didukung Iran mengumumkan penarikan mereka dari beberapa perbatasan dan pusat komando di Suriah.

Namun kemudian muncul pengumuman bahwa penarikan itu karena kepekaan Yordania dan penjajah “Israel”, dan bahwa pasukan Iran sebenarnya tersembunyi di dalam pasukan rezim Asad.

Detail penerapan

Menurut informasi yang dikumpulkan kantor berita Anadolu Agency, militer Iran atau kelompok dan wilayah dukungan Iran yang ditempatkan di bawah bendera rezim di Daraa adalah sebagai berikut:

Di Pusat Kota Daraa yang terbagi, Brigade Imam Hussein dikerahkan di lingkungan Manshiyya, sementara Brigade Zainebiyoun asal Pakistan berada di sekitar Sajna dan Brigade Besij di Kashif.

Di Utara Daraa, “Hizbullah” Lebanon telah ditempatkan di posisi seberang dari basis Zimrin yang dipegang oposisi dan daerah-daerah Kafr Sham. Tentara Pengawal Revolusi Iran dikerahkan melawan posisi Mashara.

Baca Juga

Timur Daraa, Divisi Fatemiyoun milisi Afghanistan dan “Hizbullah” Lebanon ditempatkan di sebuah pangkalan militer yang terletak di dekat daerah Burshra Al Harir yang dikuasai oposisi. Tentara Garda Revolusi Iran bersama “Hizbullah” Lebanon dan Asaib Ahlil Hak dari Irak ditempatkan melawan daerah Kerak yang dikuasai oposisi di pangkalan udara Ta’lah.

Di Timur Laut Daraa, “Hizbullah” Irak dan Tentara Garda Revolusi Iran ditempatkan di depot minyak Izra, sementara “Hizbullah” Lebanon dan Fatemiyoun dikerahkan dalam Batalyon ke-49 di jalan menuju kota Alma.

Peringatan dari Washington

Di bawah Perjanjian Astana, Kazakhstan, pada Mei 2017 Daraa dinyatakan sebagai zona de-eskalasi. Dan dua bulan kemudian, perjanjian baru yang dicapai oleh pemerintah AS dan Rusia menyatakannya sebagai semacam zona aman.

AS dan Inggris, bekerja sama dengan tentara Yordania, memotong dukungan mereka untuk oposisi di sepanjang perbatasan segera setelah berlakunya perjanjian dengan Rusia.

Namun Washington telah memperingatkan rezim Asad untuk tidak melakukan operasi di Daraa. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert pada 27 Mei 2018 mengatakan bahwa mereka mengawasi persiapan serangan dengan keprihatinan mendalam.

Pada 14 Juni 2018 lalu, Nauert mengulangi lagi peringatan ini, dengan mengatakan, “AS akan mengambil tindakan yang diperlukan jika rezim (Asad) melanggar gencatan senjata di wilayah tersebut.”

Ada dua cekungan utama di bawah kendali oposisi di Provinsi Daraa, terhubung satu sama lain dengan koridor sempit di sepanjang perbatasan dengan Yordania.

Pusat kota juga dibagi antara rezim Asad di utara dan pasukan Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di selatan. (S)

Sumber: Anadolu Agency

Baca Juga