Erdogan: Pembunuh Khashoggi Mengatakan, ‘Saya Tahu Cara Memutilasi’

Presiden Erdogan kembali mengungkap rekaman audio pembunuhan terhadap Jamal Khashoggi. Erdogan pun memperbarui kritiknya terhadap penjelasan Riyadh tentang pembunuhan itu.

MBS, Khashoggi dan Erdogan

SALAM-ONLINE: Salah seorang pembunuh wartawan Saudi, Jamal Khashoggi, terdengar mengatakan dalam rekaman audio, “Saya tahu cara memutilasi.” Demikian diungkapkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang telah mendengarkan rekaman audio pembunuhan tersebut. Rekaman itu juga dibagikan ke AS dan beberapa negara Eropa.

Menurut Reuters, dikutip Middle East Monitor (MEMO), Ahad (16/12/2018), Presiden Erdogan mengecam Riyadh karena akunnya yang berubah tentang bagaimana Khashoggi, seorang kolumnis Washington Post dan kritikus terkemuka dari Putra Mahkota Saudi Mohammad Bin Salman (MBS), dibunuh di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 lalu. Jurnalis itu mendatangi Konsulat Saudi di Istanbul untuk mengambil dokumen terkait rencana pernikahannya dengan wanita Turki.

Kasus ini menyebabkan kemarahan global dan telah merusak reputasi internasional putra mahkota berusia 33 tahun—penguasa de facto kerajaan Saudi tersebut. Senat AS pada Kamis (13/12) menyampaikan teguran langka kepada Presiden Donald Trump terkait dukungannya terhadap MBS—yang disalahkan atas pembunuhan itu.

Meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang rekaman tersebut, Erdogan mengatakan dalam sebuah pidato di Istanbul:

“Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Kanada, kami membuat mereka semua mendengarkan … Pria itu dengan jelas mengatakan, ‘Saya tahu cara memutilasi.’ Pria ini adalah seorang prajurit. Ini semua ada dalam rekaman audio.”

Jaksa Agung Istanbul mengatakan Khashoggi dicekik oleh para pembunuhnya di konsulat, sebelum tubuhnya dimutilasi dan dibuang. Jenazahnya sampai sekarang belum ditemukan.

Khashoggi berulang kali memberi tahu kepada pembunuhnya, “Saya tidak bisa bernapas” saat-saat terakhirnya, CNN melaporkan, mengutip sebuah sumber yang mengatakan mereka telah membaca transkrip terjemahan rekaman audio sepenuhnya.

Baca Juga

Arab Saudi mengatakan MBS tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang pembunuhan itu. Setelah memberikan banyak penjelasan yang kontradiktif, Riyadh kemudian mengatakan Khashoggi telah tewas dibunuh ketika negosiasi untuk membujuknya agar kembali ke Arab Saudi gagal.

Erdogan pun memperbarui kritiknya terhadap penjelasan Riyadh tentang pembunuhan itu. Awalnya dikatakan bahwa Khashoggi telah meninggalkan konsulat. Itu dipersoalkan oleh calon istrinya, yang menunggu di luar gedung dan mengatakan Khashoggi tidak pernah muncul.

“Putra Mahkota mengatakan Jamal Khashoggi meninggalkan konsulat. Apakah Jamal Khashoggi seorang anak kecil? Calon istrinya menunggu di luar,” kata Erdogan. “Mereka pikir dunia itu bodoh. Bangsa ini tidak bodoh dan tahu bagaimana membuat orang bertanggung jawab.”

Para pejabat Turki mengatakan pekan lalu, kantor kejaksaan Istanbul telah menyimpulkan ada “kecurigaan kuat” bahwa Saud al-Qahtani, seorang pembantu utama MBS dan Jenderal Ahmed al-Asiri—yang  menjabat sebagai wakil kepala intelijen asing—berada di antara perencana pembunuhan Khashoggi. Namun Saudi mengenyampingkan kedua orang terdekat Putra Mahkota ini.

Barikade polisi di luar pintu konsulat Saudi di Istanbul, 19-10-2018. (Foto: Şebnem Coşkun/Anadolu Agency)

Setelah Riyadh mengenyampingkan dua orang itu, Turki mengatakan pekan ini bahwa dunia harus mencari keadilan bagi Khashoggi di bawah hukum internasional.

Erdogan telah berulang kali mengatakan dia tidak akan menyerah. Trump mengatakan dia ingin Washington berdiri untuk pemerintah Saudi dan Putra Mahkota, meskipun penilaian CIA yang memerintahkan pembunuhan terhadap Khashoggi adalah MBS. (mus)

Sumber: MEMO

Baca Juga