Masjid Turki di Timur Laut Prancis Diserang OTK

SALAM-ONLINE.COM: Masjid yang dikelola oleh Persatuan Islam Turki untuk Urusan Agama (DITIB) di kota Metz di timur laut Prancis diserang dan dibakar oleh orang tak dikenal (OTK) pada Jumat (6/5/2022) dini hari.

Masjid mengalami kerusakan signifikan setelah tiga bom Molotov dilemparkan dan membakar dinding bangunan ibadah tersebut oleh penyerang tak dikenal.

Presiden Asosiasi Masjid Pusat DITIB Metz, Ali Durak, mengatakan kepada Anadolu News Agency (AA), dikutip redaksi dari Daily Sabah, Sabtu (7/5), bahwa serangan itu terjadi menjelang pagi hari.

Menurut Durak, bom molotov melekat pada jendela Masjid. Bagian luar Masjid mengalami kerusakan cukup parah. Jendela-jendelanya terbakar. Namun, Alhamdulillah, Masjid berhasil diselamatkan dari kebakaran total pada saat-saat terakhir.

“Kami tidak menyangka hal ini karena kami bukan perkumpulan yang introvert (tertutup). Kami adalah perkumpulan yang melakukan kegiatan bersama-sama dengan warga Prancis di sini. Selain kegiatan keislaman, kami juga melakukan aktivitas sebagai organisasi amal,” ujar Durak.

Durak mengatakan, ini adalah pertama kalinya sebuah Masjid di kota Metz diserang. Dia menyebut pejabat dari kota madya sudah menghubungi pihaknya, termasuk wali kota.

Komite Koordinasi Asosiasi Muslim Turki (CCMTF) di Prancis merilis sebuah pernyataan yang menggarisbawahi bahwa paham-paham anti-Islam, rasis dan xenofobia sedang meningkat di Prancis dan komunitas Muslim menjadi target.

Baca Juga

CCMTF juga menekankan bahwa serangan itu terkait langsung dengan Islamofobia. Hal ini menjadi lebih jelas menjelang dan saat pemilihan presiden baru-baru ini. Namun, Muslim di Prancis telah mengalami serangan Islamofobia ini selama bertahun-tahun.

“Serangan itu bertepatan dengan makin meningkatnya Islamofobia dan penutupan tempat ibadah, terutama Masjid baru-baru ini,” demikian pernyataan CCMTF.

Pengurus Masjid berharap para pelaku serangan ditemukan sesegera mungkin.

Sebelumnya, permintaan perwakilan komunitas Muslim untuk memasang kamera keamanan di dalam dan sekitar Masjid ditolak kantor gubernur tanpa alasan.

Wali Kota Metz, François Grosdidier, mengutuk serangan itu, yang dia gambarkan sebagai Islamofobia. Grosdidier pun mengeluarkan pernyataan solidaritas.

“Serangan itu merusak semangat kota di mana toleransi berlaku,” kata Grosdidier seraya menambahkan bahwa kota yang dipimpinnya itu akan mengadakan rapat umum solidaritas pada Sabtu (7/5) siang waktu setempat untuk mengutuk kejahatan dan aksi teror tersebut. (mus)

Baca Juga