Serangan Rudal dari Yaman Lumpuhkan Bandara ‘Israel’ Ben Gurion
SALAM-ONLINE.COM: Pihak penjajah (“Israel”) menghentikan semua penerbangan di Bandara Ben Gurion pada Minggu (4/5/2025) setelah serangan rudal yang diluncurkan dari Yaman melumpuhkan bandara tersebut.
Layanan darurat “Israel” melaporkan bahwa sejumlah orang mengalami luka-luka karena rudal jatuh di dekat Terminal 3 di Bandara Ben Gurion. Laporan ini tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Dilansir Anadolu, Ahad (4/5/2025) yang mengutip keterangan tentara penjajah, serangan itu terjadi setelah beberapa sirene udara di berbagai wilayah jajahan “Israel” terdengar dan beberapa upaya telah gagal dilakukan untuk mencegat proyektil tersebut.
Sumber keamanan mengatakan kepada Radio Angkatan Darat bahwa sistem Arrow milik “Israel” dan sistem THAAD buatan AS berupaya mencegat rudal tersebut, tetapi gagal total.
Menurut Channel 13, militer “Israel” sedang melakukan penyelidikan internal atas kegagalan sistem pertahanan udara untuk mencegat rudal tersebut.

Operasi penerbangan di Bandara Ben Gurion dihentikan. Beberapa pesawat berputar-putar di udara dan tidak dapat mendarat, Yedioth Ahronoth melaporkan.
“Ini adalah rudal pertama yang gagal kami cegat sejak pertempuran dimulai kembali di Gaza,” kata sumber keamanan penjajah yang tidak disebutkan namanya kepada Channel 12.
Kelompok Houthi Yaman mengonfirmasi serangan tersebut dengan menyatakan bahwa itu adalah “peringatan” bagi maskapai penerbangan internasional.
Ini menandai peluncuran rudal ketiga dalam dua hari setelah klaim Houthi sebelumnya menargetkan Pangkalan Udara Ramat David dan wilayah Tel Aviv.
Pemimpin oposisi “Israel” Benny Gantz menyalahkan Teheran atas serangan rudal tersebut.
“Iran meluncurkan rudal balistik ke ‘Israel’ dan harus dimintai pertanggungjawaban,” katanya seraya meminta “respons Teheran”.
Menteri Pertahanan penjajah, “Israel” Katz mengatakan kepada Channel 12, “Siapa pun yang menyakiti kita, kita akan menyakiti (mereka) berkali-kali lipat.”
Houthi telah menargetkan kapal-kapal yang melewati Laut Merah dan Laut Arab, Selat Bab al-Mandab dan Teluk Aden sejak November 2023 sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, tempat hampir 52.500 orang tewas dalam serangan brutal “Israel” selama lebih dari 19 bulan.
Kelompok itu menghentikan serangan ketika gencatan senjata Gaza dideklarasikan pada bulan Januari antara “Israel” dan kelompok perlawanan Palestina Hamas. Tetapi melanjutkannya setelah “Israel” kembali melancarkan serangan udara di Gaza pada Maret lalu. (mus)