‘Detik-detik’ Kehancuran ‘Israel’ Sudah Tiba

Catatan Ust. Fathuddin Ja’far

SALAM-ONLINE.COM: Sepintas “negara” Yahudi “Israel” terlihat masih gagah perkasa dalam menjalankan misi jajahannya di atas bumi Palestina yang sudah mereka jajah sejak tahun 1948 (77 tahun). Seakan apa saja bisa mereka lakukan. Termasuk upaya membunuh dua juta lebih kaum Muslim Gaza dengan setiap saat membombardir mereka dengan ribuan ton bom berdaya ledak tinggi dan memblokade semua akses pintu masuk bantuan makanan, minuman dan obat-obatan ke Gaza, khususnya sejak 7 Oktober 2023 lalu agar semua penduduknya mati kena bom atau karena kelaparan.

Hakikatnya bukanlah seperti yang terlihat mata atau seperti di media. Faktanya sangat bertolak belakang. Contohnya, untuk membebaskan seorang tawanan pun penjajah “Israel” tidak mampu jika tidak disetujui HAMAS, kendati 85% kota Gaza yang seluas 365km persegi sudah menjadi puing.

Sesunggugnya “Israel” sebagai penjajah Palestina sedang melewati masa yang paling sulit, kritis dan lemah. Khususnya sejak peristiwa Thufanul Aqsha (Badai Al-Aqsha) 7 Oktober 2023 yang dilancarkan HAMAS.

Kondisi sebenarnya seperti seorang kakek tua yang sedang digerogoti berbagai penyakit kronis. Untuk menghela nafaspun sulit. Saking berat dan sulitnya kondisi “Israel” yang saat ini dipimpin Benyamin Netanyahu, kondisi “negara” penjajah tersebut boleh dikatakan sedang sekarat.

Yitzhak Brik, Jenderal Purnawirawan Yahudi sendiri pernah mengingatkan: “Israel” segera hancur dan kehancurannya tinggal menunggu waktu jika perang di Gaza berlanjut terus. (https://www.merdeka.com/dunia/pensiunan-jenderal-israel-.html)

Dapat dipahami, kalaulah AS dan negara-negara Eropa lainnya tidak mendukung negara haram tersebut dengan sekuat tenaga secara finansial, persenjataan, teknologi dan seterusnya, niscaya dunia sudah menyaksikan “Israel” sudah berada dalam tong sampah sejarah dan sisa dari 6,8 juta kaum Yahudi di Palestina saat ini sudah pulang kampung ke negara asal mereka atau orang tua mereka seperti AS, negara-negara Eropa Barat dan Timur, termasuk Oblast Otonom seluas 36.000km persegi; sebuah Provinsi Otonomi Yahudi di wilayah perbatasan Rusia dengan China yang diberikan Stalin kepada mereka tahun 1934 sebagai kado istimewa dari keberhasilan Yahudi melancarkan revolusi komunis yang bernama Revolusi Bolshevik 1917 untuk menghancurkan Kerajaan Tsar, sebuah Kerajaan Kristen Ortodoks Rusia.

Kapan Israel Hancur? 
Syaikh Asy-Syahid Ahmad Yasin rahimahullah pernah mengatakan, “Israel” akan hancur sekitar tahun 2027. Alasan Beliau, “Israel” didirikan dan dioperasikan dengan penuh kezaliman. Sedangkan kezaliman itu memliki usia yang terbatas dan tidak akan pernah abadi.

Kaum Yahudi juga meyakini bahwa sekarang mereka sedang menghadapi Laknat Dekade Kedelapan. Dalam pandangan dan keyakinan mereka, sebuah Kerajaan/Kekuasaan Yahudi, seperti Kerajaan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman hanya bertahan selama delapan dekade, yakni 80 tahun.

Dengan keyakinan tersebut, mereka menyadari bahwa usia “negara Israel” sekarang yang mereka yakini sebagai negara/kerajaan Yahudi yang ketiga tinggal sekitar tiga tahun lagi yaitu, sampai tahun 2028.

Keyakinan tersebut membuat stres kebanyakan kaum Yahudi yang ada di Palestina sehingga setiap hari lebih dari 5.000 Yahudi eksodus ke luar Palestina. Ada yang kembali ke negeri asal orang tua mereka seperti Jerman, Inggris, AS dan lainnya atau pindah ke negara lain yang mereka anggap lebih aman, seperti Siprus dan lainnya.

Kehancuran Yahudi dan Kemenangan Umat Islam
Dalam Al-Qur’an dan Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kehancuran Yahudi di Palestina suatu kepastian dan tidak ada keraguan sedikit pun bagi kaum Mukmin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, selama mereka memahami Kitabullah dan Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam serta fakta sejarah.

Perlu dicatat, kekalahan Yahudi di Palestina atau kehancuran “Israel” adalah gong kemenangan Umat Islam global akhir zaman dan sekaligus menjadi langkah awal kemenangan Umat Islam global akhir zaman. Artinya, setelah Palestina yang di atas buminya ada Masjid Aqsha, kiblat pertama umat Islam, merdeka dari penjajahan Yahudi, semua negeri Islam yang sekarang terpecah lebih dari 54 negara dan masih terjajah secara politik, ekonomi, pendidikan, teknologi, budaya, media, pemikiran, hukum, kepemimpinan dan seterusnya, maka perlahan-lahan akan ikut merdeka pula. Karena kekuatan Zionis Yahudi yang mencengkeramnya sejak satu abad belakangan telah hancur lebur di Palestina. Kecuali Afghanistan satu-satunya negeri Islam yang tidak pernah dijajah.

Setelah Palestina merdeka dari penjajahan Yahudi, maka kemenangan besar kaum Muslimin global/dunia akan menyusul dan akan terwujud melalui sebuah perang besar (Al-Malhamah Al-Kubro) antara Mujahidin dengan pasukan bangsa Romawi Eropa yang akan terjadi di A’maq/Dabiq; sebuah kawasan yang sangat luas dan datar terletak antara Aleppo di Suriah dan wilayah Turki.

Saat itu, pasukan bangsa Romawi/Eropa datang dari 80 negara/komunitas, masing-masing 12 ribu prajurit (960.000 orang) dan mendarat di A’maq/Dabiq untuk memerangi kaum Muslimin di negeri Syam, khususnya Suriah dan Palestina. Lalu Mujahidin dari berbagai bangsa yang bermakas di Ghouthah dan Damaskus menyongsong mereka dan sempat mengadakan perjanjian perdamaian dengan pasukan Romawi tersebut.

Setelah terjadi perdamaian, salah seorang dari pasukan Romawi itu berkhianat dengan menancapkan tombak bersalibnya ke tanah sambil berseru: “Salib menang, salib menang, salib menang.” Saat itu juga seorang Mujahid yang ada di dekatnya menabas leher sang pengkhianat tersebut dan akhirnya terjadilah perang Al-Malhamah (perang besar akhir zaman).

Sepertiga dari Mujahidin lari meninggalkan medan Jihad saking dahsyatnya pertempuran. Mereka dianggap murtad dan taubat mereka tidak akan diterima Allah selama-lamanya.

Sepertiga lagi mati syahid. Mereka adalah Syuhada terbaik sepanjang masa, dan sepertiganya lagi memenangkan pertempuran secara mutlak.

Setelah itu, semua negeri Muslim akan bersatu kembali di bawah panji Islam dan para penguasa negeri-negeri Muslim yang anti Islam (terpapar zionis-salibis) atau disebut Rasulullah “Penguasa Diktator” akan berjatuhan.

Sitem Kekalahan dan Kemenangan
Perlu dipahami bahwa sistem kekalahan dan kemenangan manusia, kebangkitan dan kehancuran mereka di atas muka bumi ini 100% sesuai dengan sunnatullah (sistem Allah) yang Dia tetapkan pada manusia sebagai makhluk-Nya, khususnya terkait percaturan antara pendukung hak (Islam) dengan pendukung batil (kekufuran).

Apabila kita pelajari kisah kebangkitan dan kehancuran, kemenangan dan kekalahan pemimpin/penguasa atau suatu kaum, termasuk Bani Israil (Ahlul Kitab) yang dijelaskan Allah dalam ratusan ayat Al-Qur’an sejak Sebelum Nabi Musa ‘Alaihissalaam sampai di zaman Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan juga dalam banyak hadits Rasulullah, maka kita seakan menyaksikan dengan mata kepala kejadian demi kejadiannya. Apa yang terjadi sekarang hanya pengulangan Sejarah dengan pelakunya yang berbeda.

Sebab itu, Allah menekankan, agar sejarah mereka itu menjadi pelajaran dan bukti kekuasaan Allah bagi manusia setelahnya. Namun sayang, banyak manusia tidak mau memahaminya atau mengabaikannya. (QS.Yunus : 62)

Indikator Kekalahan Yahudi di Palestina dan Kehancuran “Israel”
Dalam Al-Qur’ dan Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dijelaskan beberapa indikator kekalahan di Palestina, dahulu dan sekarang dan kemenangan umat Islam global akhir zaman sebagai berikut:

Allah takdirkan kaum Yahudi melakukan kerusakan besar-besaran. Termasuk membunuh banyak manusia di atas muka bumi dua kali akibat tidak menaati Allah, Kitab Taurat, mengubah sebagian besar isinya, suka ingkar janji, makan riba, melakukan berbagai kemaksiatan dan mengingkari ajaran Nabi Musa ‘Alaihissalaam dan nabi-nabi setelahnya.

Ketika meraka melakukan kerusakan besar-besaran dalam waktu yang lama, Allah bangkitkan manusia gagah perkasa untuk menghancurkan mereka.

Baca Juga

Menurut ahli sejarah, kehancuran pertama bangsa Yahudi adalah saat Raja Babilonia, Nebukadnezar memerangi mereka dalam beberapa tahap. Yang paling besar adalah penghancuran Kerajaan Yehuda dan pengusiran penduduknya dari Baitul Maqdis dan digiring ke Babilonia pada tahun 586 SM. Saat itu sang Raja Babilonia bersama prajuritnya membantai sebagian mereka dan menawan sebagian lainnya serta dijadikan hamba sahaya. Mulai saat itulah kaum Yahudi terdiaspora ke berbagai negeri di dunia, khususnya Eropa Barat.

Sedangkan kerusakan kedua ialah saat mereka menjajah Palestina dan melakukan penghancuran dan kejahatan yang luar biasa terhadap negeri dan rakyat Muslim Palestina. Indikatornya, Allah limpahkan harta kepada bangsa Yahudi dan mereka mendapat dukungan yang sangat luas dari berbagai negara kuat di dunia. Kondisi seperti ini persis seperti yang kita saksikan saat ini.

Allah jelaskan kata kunci kehancuran mereka di Palestina kali kedua (saat ini), yaitu, jika dengan nikmat harta melimpah dan dukungan besar itu mereka gunakan untuk kebaikan, maka mereka akan mendapatkan balasan kebaikan pula.

Namun, jika digunakan untuk kejahatan dan kerusakan, maka mereka akan mendapat balasan azab dengan cara, Allah bangkitkan manusia-manusia luar biasa yang akan memerangi dan membunuh sebagian mereka serta mempermalukan mereka dengan kekalahan, kehancuran negara mereka, mengusir mereka dari Palestina. Yang dimaksud manusia luar biasa itu adalah kaum Mujahidin dari berbagai negeri Islam.

Jika setelah mereka kalah dan negara mereka hancur, lalu mereka masuk Islam, maka Allah akan merahmati mereka. Namun, jika mereka berulah dan membangkang, maka Allah akan tetapkan mereka akan menjadi penghuni neraka. Artinya, Allah akan tutup pintu hidayah terakhir untuk mereka karena dosa dan kejahatan mereka yang sudah melampaui batas dan sudah telalu lama sedang mereka akan terhina sampai hari kiamat.

Indikator ini persis seperti yang disaksikan masyarakat dunia saat ini dan dapat kita baca dalam Al-Qur’an, Surah Bani Israil/Al-Israa’ ayat 4 – 8.

Dalam hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terdapat beberapa hadits shahih yang menjelaskan kekalahan Yahudi akhir zaman di tangan kaum Muslimin/Mujahidin dari berbagai negeri Islam. Di antaranya:
“Dunia ini tidak akan kiamat sampai kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi, maka kaum Muslimin membunuh mereka sehingga ada dari Yahudi yang bersembunyi di balik batu atau pohon. Batu atau pohon berkata: Wahai Muslim, wahai Hamba Allah! Ini ada seorang Yahudi di belakangku, ayo ke sini bunuh dia.” Kecuali pohon gharqad (tidak mau bicara) karena pohon tersebut adalah pohon orang-orang Yahudi,” (H.R. Imam Muslim).

Hakikat Kemenangan
Kemenangan itu, hanya dari Allah, bukan karena kekuatan fisik, kehebatan strategi, fasilitas melimpah, persenjataan canggih, persiapan dan infrastruktur perang yang unggul atau bahkan mengungguli musuh. Keunggulan materil tersebut tidak ada gunya jika tidak didasari iman yang kuat kepada Allah. (QS. At-Taubah: 25 & 26).

Tapi, umat Islam wajib mempersiapkan diri dan perlengkapan perang semaksimal mungkin yang bisa mereka lakukan untuk menggentarkan musuh-musuh Allah dan musuh kaum Muslim, baik yang diketahui maupun yang belum diketahui, sedangkan Allah mengetahuinya. Artiya, Allah menganjurkan Mujahidin untuk siap berperang dalam jangka panjang karena musuh mereka sangat banyak. (QS. Al-Anfal: 60)

Faktanya sangat banyak dan tak terhitung, mulai dari perang Badar di Zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, perang Salib di zaman Shalahuddin Al-Ayubi, invasi Mongolia atas Irak, Syam dan lainnya di zaman Saifuddin Qutz, penaklukan Kostantinopel (Istanbul) di zaman Muhammad Al-Fatih, invasi Inggris tiga kali sejak zaman Amir Duz Muhammad Khan, ex Uni Soviet di zaman Hikmatyar, Sayyaf dan lainnya, dan invasi AS atas Afganistan di zaman Mullah Umar Rahimahullah dan seterusnya atas Afghanistan, perlawanan HAMAS terhadap penjajah Yahudi di Gaza sejak 1987 di zaman Syaikh Ahmad Yasin sampai saat ini dan kehancuran dinasti Syiah Assad yang berkuasa lebih 50 tahun di Suriah, didukung penuh Iran, Hizbu Lebanon, Syiah Irak, Rusia, kelompok Druze, “Israel” di zaman Presiden Suriah Ahmad Asy-Syaraa sekarang ini.

Semua kemenangan kaum Muslimin/Mujahidin tersebut dan mungkin ribuan kemenangan lainnya di seluruh penjuru negeri Muslim murni karena pertolongan Allah, bukan karena kehebatan Mujahidin dan keunggulan peralatan perang mereka.

Syarat Kemenangan
Namun demikian, kemenangan itu ada syaratnya. Allah akan anugerahkan kemenangan kepada kaum Mukmin/Mujahidin dengan berbagai syarat, di antaranya:

1. Jika mereka berjihad di jalan Allah sesuai syariat Allah, bukan dengan tujuan duniawi dan hanya dengan tujuan mencari kasih sayang (rahmat) Allah dan ridha-Nya. (QS. Al-Baqarah: 218)

2. Jika ada sekelompok kaum Mukmin yang berjihad/berperang dengan harta dan jiwa secara all out sampai meraih kemenangan dan sekelompok yang lain menjalankan tugas tafaqquh fiddin yang kemudian bertugas berdakwah di tengah masyarakat, agar masyarakat paham Islam dan siap menerima Islam sabagai sistem hidup.
Di samping itu, Jihad adalah ibadah kepada Allah yang paling tinggi nilainya dan jalan terbaik, terkuat, terefektif dan termulia menghadapi dan mengalahkan musuh, khususnya yang menginvasi dan menjajah negeri kaum Muslim atau yang memerangi mereka. Jihad seperti ini dinamakan ulama sebagai Jihad Ad-Dafa’ (Jihad Defensive). (QS. At-Taubah: 46, 88 dan 122) .

3. Jika sabar dalam menghadapi berbagai ujian dan kesulitan dalam berjihad/berperang di jalan Allah, seperti luka, sakit, kelaparan, pengkhianatan kaum munafikin, rasa pesimis dan ujian kegoncangan karena saking beratnya berjihad di jalan Allah. (QS Al-Baqarah: 214)

4. Jika menjadikan Jihad di jalan Allah sebagai transaksi termahal yang ditawarkan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang beriman saat mereka hidup di dunia untuk meraih jaminan ampunan dan surga di akhirat kelak. (QS. At-Taubah: 111 dan As-Shaf: 10 – 14).

Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan:

1. Kekalahan Yahudi penjajah Palestina dan kehancuran “negara jajahan” mereka bernama “Israel” adalah kepastian dari Allah dan Rasulullah. Jika Allah berikan kita umur beberapa tahun ke depan, in syaa Allah kita akan menyaksikannya.

2. Kekalahan Yahudi dan kehancuran “Israel” di Palestina adalah tanda kemenangan umat Islam global akhir zaman sudah dekat dan akan disusul dengan berbagai Jihad lainnya, termasuk Jihad yang amat menentukan di Dabiq/A’maq. Setelah itu, Mujahidin akan menalukkan dunia dan Eropa sampai ke Roma. Ingat! Kemenangan kaum Musllimin by design oleh Allah, kita harus jeli melihat design Allah tersebut.

3. Kehancuran Yahudi dan “Israel” di Palestina dan kemenangan umat Islam global akhir zaman akan terjadi melalui Mujahidin yang Allah pilih dan giring dari berbagai penjuru negeri Islam, khususnya negeri Syam dan sekitarnya dan *tidak akan terjadi melalui para penguasa di negeri Arab dan Islam lainnya, apalagi Iran dengan Syi’ahnya, karena mereka sudah terbelenggu dan terkontaminasi oleh pemikiran Zionis Yahudi Salibis dunia, atau terpapar virus al-wahn (cinta dunia dan benci mati)*.

4. Siapkan diri dan kelurga setiap saat dan waktu untuk mendukung Jihad pembebasan Palestina dengan doa, harta, media dan apa saja yang bisa dilakukan seperti menyebarkan informasi positif terkait Mujahidin Palestina dan mengkonter hoaks yang disebarkan musuh terkait mereka, jika memiliki kemampuan.

5. Tanamkan keyakinan kepada Allah dalam diri, tawakkal dan optimisme hanya kepada Allah berdasarkan syariat Allah, pahami sunnatullah dan janji-janji Allah. Jangan menggantungan kemenangan Palestina dan umat Islam sedunia kepada kaum kafir, khususnya penguasa mereka yang senantiasa memerangi umat Islam sejak zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan juga penguasa-penguasa ngeri Muslim yang menjadi boneka mereka. Sesungguhnya Allah tidak pernah dan tidak akan pernah mengingkari janji kepada hamba-hamba-Nya yang Mukmin.

6. Janji kehancuran Yahudi di Palestina sudah dekat. Saat itulah kaum Mukmin akan bergembira, in syaa Allah.

Allahu Akbar, kemenangan bagi kaum Muslimin Palestina dan dunia. []

Baca Juga