Pasukan Keamanan Suriah Berhasil Pulihkan Stabilitas di Suwayda
AS mendesak ketenangan berkelanjutan di Suriah selatan itu.

SALAM-ONLINE.COM: Pasukan keamanan internal Suriah berhasil memulihkan stabilitas, menegakkan gencatan senjata dan penghentian permusuhan di kota Suwayda.
“Selanjutnya pemerintah Suriah mempersiapkan landasan bagi pertukaran tahanan dan pemulihan stabilitas secara bertahap di provinsi selatan tersebut,” kata
Menteri Dalam Negeri Suriah, Anas Khattab, Ahad (20/7/2025).
“Setelah berhari-hari terjadi pertumpahan darah di Suwayda, pasukan keamanan internal berhasil menenangkan situasi setelah penempatan mereka di wilayah utara dan barat provinsi tersebut,” ujar Anas Khattab dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita SANA (20/7).
Ia menekankan bahwa pasukan keamanan menerapkan gencatan senjata di dalam kota, menandai langkah pertama menuju pertukaran sandera dan pemulihan ketertiban di seluruh Suwayda.
Sebelumnya, SANA melaporkan bahwa unit-unit keamanan internal telah dikerahkan di sepanjang pinggiran provinsi untuk memastikan pelaksanaan gencatan senjata dan diakhirinya kekerasan untuk melindungi warga sipil di wilayah tersebut.
AS melalui Urusan Khususnya untuk Suriah, Tom Barrack, mengonfirmasi melalui akunnya di X bahwa “Pada pukul 17.00 (14.00 GMT) waktu Damaskus, semua pihak telah sepakat untuk melakukan penghentian permusuhan.”
“Permusuhan yang meningkat hanya dapat diredam dengan kesepakatan untuk menghentikan kekerasan, melindungi yang tidak bersalah, mengizinkan akses kemanusiaan, dan menjauh dari bahaya,” tambahnya.
“Landasan selanjutnya menuju inklusi, dan de-eskalasi yang berkelanjutan dan langgeng, adalah dengan pertukaran sandera dan tahanan secara menyeluruh, yang logistiknya sedang dalam proses,” kata diplomat itu.
Hingga Ahad malam, perundingan untuk pertukaran sandera dan tahanan yang terjadi antara kelompok bersenjata Druze dan suku Badui masih berlangsung, lapor SANA.
Sebelumnya seperti diberitakan, pada tanggal 13 hingga 19 Juli bentrokan meletus antara suku-suku Arab Badui dan faksi-faksi bersenjata Druze di Suwayda.
Pasukan pemerintah bergerak ke daerah tersebut untuk menegakkan ketertiban, tetapi diserang oleh apa yang disebut para pejabat Suriah sebagai “kelompok Druze terlarang dukungan Israel”, yang mengakibatkan gugurnya beberapa tentara.
Menanggapi meningkatnya kekerasan, pemerintah Suriah mengumumkan empat kesepakatan gencatan senjata di Suwayda, yang terbaru ditengahi pada Sabtu (19/7).
Tiga kesepakatan sebelumnya dengan cepat buyar. Pertempuran kembali terjadi pada hari Jumat setelah milisi yang setia kepada kelompok spiritual Druze “Hikmat al-Hijri” dilaporkan mengusir penduduk Badui dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
Pemerintah Suriah yang baru telah berupaya memulihkan ketertiban nasional sejak penggulingan mantan Presiden Basyar Assad pada 8 Desember 2024, yang mengakhiri kekuasaannya selama 24 tahun. Basyar dan keluarganya melarikan diri ke Rusia. (mus)