Kritik Pertemuan Oposisi Suriah di Riyadh, Pemimpin Jabhah Nushrah: “Gencatan Senjata Hanya Untungkan Rezim”

Syaikh Abu Mohammad Al Jaulani (Foto-Orient-News.net)-jpeg.image
Abu Mohammad Al Jaulani (Foto: Orient-News)

SALAM-ONLINE: Pemimpin Jabhah Nushrah Syaikh Abu Mohammad Al Jaulani mengritik oposisi Suriah yang menghadiri konferensi di Riyadh, Saudi Arabiya, 8-10 Desember lalu.

Menurut Al Jaulani, para pejuang yang menghadiri konferensi itu tidak mengikuti perintah pemimpin mereka masing-masing.

Berbicara dalam sebuah konferensi pers yang sangat terbatas, Al Jaulani menegaskan bahwa Jabhah Nushrah yang tidak diundang ke konferensi, tak pula ada keinginan untuk menghadiri pertemuan itu.

“(Konferensi) bukan untuk kepentingan rakyat Suriah, dan tidak dapat diterima,” kata Abu Mohammad Al Jaulani dalam konferensi pers yang dibatasi hanya empat media, Sabtu (12/12) malam seperti dilansir Orient News dan ditayangkan Orient TV yang turut mengikuti jumpa pers itu.

Sebelumnya assabeel.net, Kamis (10/12) menyebut keempat wartawan yang dipilih untuk mengikuti konferensi terbatas itu adalah Hadi Abdullah (wartawan independen Suriah), Musa Al Umar (Al Ghad Al Araby TV), Adham Abu Al Hisam (Al Jazeera TV) dan Muhammad Al Faishal (Orient TV).

Musa Al Umar (Al Ghad Al Araby TV) mengungkapkan kepada Assabeel, rencana konferensi pers itu. Sumber lainnya menyebut konferensi pers yang hanya diikuti empat wartawan itu berlangsung di sebuah kota di Suriah yang dirahasiakan tempatnya. Al Jaulani sendiri oleh saluran televisi dan situs berita yang memberitakannya, di antaranya Orient TV, wajahnya diburamkan (dibelur).

Dalam konferensi pers tersebut, Al Jaulani mengatakan bahwa mereka yang hadir pada pertemuan di Riyadh itu tidak memiliki kemampuan untuk melaksanakan hal apapun di lapangan.

Baca Juga
Al Jaulani juga mengritik rencana gencatan senjata dalam konferensi Riyadh yang ingin dicapai antara Basyar Asad dengan pejuang oposisi di Suriah, karena hanya akan menguntungkan rezim.

“Gencatan senjata adalah langkah pertama untuk menyerah dan hanya memberi tempat untuk kepentingan rezim,” ungkap Amir Jabhah Nushrah, faksi jihad terbesar di Suriah itu bersama Ahrar Syam yang selama ini mengendalikan sejumlah wilayah yang dibebaskan dari rezim Asad.

Terkait fakta bahwa rezim Nushairiyah pimpinan Basyar Asad hanya menguasai sekitar 20 persen dari wilayah Suriah saat ini, pemimpin asal Golan, Suriah, yang menyatakan tetap setia kepada Al-Qaidah itu, menegaskan, “Kami mengambil jalan jihad dan kita harus menyelesaikan proses ini. Kita berbicara tentang lebih dari 80 persen wilayah Suriah yang sudah dibebaskan.”

Syaikh Abu Mohammad Al Jaulani dalam konferensi pers terbatas dengan empat wartawan yang dipilih secara khusus (Foto Orient News)-jpeg.image
Pemimpin Jabhah Nushrah Abu Mohammad Al Jaulani saat pertemuan dengan empat wartawan yang dipilih secara khusus dalam sebuah konferensi pers terbatas, Sabtu (12/12) malam di sebuah tempat yang dirahasiakan (Foto: Orient News)

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 100 orang perwakilan oposisi dan pejuang Suriah mengikuti konferensi di Riyadh, Saudi Arabiya, 8-10 Desember lalu, untuk membahas masa depan Suriah dan menyatukan persepsi di antara oposisi. Namun, faksi paling penting dan utama dalam konferensi itu, Ahrar Syam, yang bersama-sama Jabhah Nushrah tergabung ke dalam Jaish Al-Fath di Suriah, melakukan walk out dalam pertemuan tersebut.

Alasan Ahrar Syam walk out, selain tidak setuju dengan rencana gencatan senjata, apalagi jika ada perundingan yang melibatkan Basyar Asad, juga lantaran konferensi itu menghadirkan kelompok-kelompok yang selama ini menjalin hubungan dengan rezim. (mus)

Sumber: Orient News

Baca Juga