Jamaah Masjid di London Meluber Sampai ke Jalan

LONDON (salam-online.com): Dalam artikel berjudul “The Mecca of the City: In a London street, the Faithful Find a Way to Pray as their Mosque Overflows”, harian terkemuka The Daily Mail London edisi awal Februari tahun ini melaporkan, banyak orang terkejut saat datang ke daerah-daerah perkantoran dan bisnis, misalnya, pada hari Jumat. Ada apa?
“Makkah” sudah berada di tengah kota London, karena umat Islam melaksanakan shalat Jumat hingga memenuhi jalan di kota ini akibat masjid sudah tidak dapat menampung mereka, tulis The Daily Mail.
Masih menurut The Daily Mail, banyak orang terkejut saat melihat kaum Muslimin berdoa bersama di luar dan hal itu bukanlah pemandangan sehari-hari di Inggris.
Dalam bayangan gedung pencakar langit, ruang kaca dan baja di Mile Square, London, tampak umat Islam berlutut di jalanan melaksanakan shalat Jumat.

Karena melimpahnya jamaah, shalat pun dilaksanakan bergiliran. Ada imam dan jamaah berikutnya. Demikian pemandangan yang tampak setiap Jumat di sejumlah masjid di Inggris, khususnya di kota London.
Kini di bulan Ramadhan, jamaah makin membludak. Kian meningkatnya populasi kaum Muslimin di London, menyebabkan masjid-masjid tak mampu menampung jamaah. Karenanya, seperti halnya shalat Jumat, umat Islam di ibukota Inggris ini melaksanakan shalat tarawih Ramadhan sampai ke pelataran masjid dan jalan. Warga non-Muslim memberikan toleransinya dengan baik.
“Inggris adalah salah satu negara terbaik dalam hal ini (toleransi), selain adanya sejumlah besar Muslim dan masjid,” kata Abu Saleh, seorang Muslim asal Suriah yang telah tinggal di Inggris selama 25 tahun. “Kegiatan ibadah bisa dilakukan tanpa penentangan dan hambatan apa pun di negeri ini.”
Murad Ayoub, juru bicara Dewan Muslim Inggris, mengatakan, masjid-masjid di London menarik sejumlah besar jamaah selama bulan suci. Inggris adalah rumah bagi minoritas Muslim yang cukup besar, diperkirakan hampir 2,5 juta.

Ada 1.550 masjid dan musholla di Inggris yang menjadi tempat ibadah ribuan jamaah per hari.
Ahmad Al-Otaibi, seorang mahasiswa teknik dari Saudi, mengatakan, ia menghabiskan dua minggu Ramadhan di negeri ini tanpa merasa kesepian, karena berbaur dengan banyak Muslim dari negara lain di tempat-tempat ibadah.
Menurut Al-Otaibi, ada sekitar 300.000 penduduk Arab yang tinggal di London, komunitas asing kedua terbesar setelah Cina.
Organisasi Muslim di London meluncurkan inisiatif baru untuk mempromosikan penghormatan lintas budaya, tradisi, dan gender selama bulan puasa.
Masjid-masjid London juga akan menjadi tuan rumah acara buka puasa bagi ribuan atlet dan pengunjung selama Olimpiade London. (ddhongkong/salam-online)