Menteri Perang Israel Ehud Barak Mundur, Salah Satu Bukti Kemenangan Palestina

GAZA (SALAM-ONLINE.COM): Seperti diberitakan Menteri Pertahanan dan Perang penjajah Israel Ehud Barak mengundurkan diri.Pengunduran diri itu, bukti nyata kemenangan Palestina.
Serangan 8 hari Israel ke Gaza mengalami kegagalan.Meski seratusan warga Gaza, termasuk pimpinan sayap milter Hamas, gugur, para analis perang tetap menyatakan kemenangan di pihak Palestina.
Gencatan senjata memaksa sang penjajah untuk tunduk pada kesepakatan yang menguntungkan Palestina, antara lain Israel harus membuka seluruh perbatasan dan akses bagi Palestina dan mengakhiri blokade yang dilakukan sejak 2007 lalu.
Meskipun demikian, tentu seperti yang sudah-sudah, kemungkinan Israel tak melaksanakan isi kesepakatan, mengingat reputasi buruknya selama ini yang selalu mengingkari perjanjian–dalam Al-Qur’an Allah telah sebutkan karakter Yahudi Israel yang suka ingkar terhadap perjanjian.
Mundurnya Ehud Barak menjadi perhatian rakyat, pimpinan politik, pengamat dan pemerhati Palestina. Semuanya menyebut karena kuatnya respon perlawanan Palestina atas operasi militer yang digelar Israel ke Gaza selama 8 hari, dimana pihak pejuang Palestina di Gaza meraih kemenangan dan berhasil memaksa Israel tunduk kepada syarat dalam gencatan senjata.
Pengamat politik Wasam Afifah menyatakan kepada Pusat Informasi Palestina, “Sangat jelas pengunduran diri Ehud Barak berkaitan dengan kemenangan perlawanan Gaza dalam operasi militer Israel terakhir. Barak akan menanggung porsi terbesar dalam kegagalan operasi militer di Gaza.”
Menurut Wasam, perlawanan Palestina selama beberapa bulan ke depan akan terus menjadi goncangan di internal Israel. Barak adalah orang pertama dari tripatrit operasi ini, bersama Netanyahu dan Avegdor Libermen.
Terkait masa depan politik Israel, menurut Wasam, kita akan menyaksikan perang politik dan instabilitas di internal Israel.”Mereka yang terlibat dalam perang yang harus membayar harganya,” ujar Wasam.
Sementara itu dosen ilmu politik Universitas An-Najah Nasional, Dr. Abdul Sattar Qasim menyatakan, sangat jelas adanya kegagalan militer Israel yang sangat besar. Ehud Barak adalah orang yang suka berada di pusat kekuasaan, dan mengubah partai agar bisa tetap dalam pusaran kekuasaan.
“Adapun pengunduran dirinya dari jabatannya saat ini dan hengkang dari kehidupan politik, adalah disebabkan kegagalannya di Gaza,” imbuh Qasim.
Menurutnya, pengunduran diri Barak ini diprediksi akan diikuti aksi serupa, seperti Netanyahu dan beberapa petinggi militer, terutama setelah gagalnya perang 8 hari.
“Sejak beberapa tahun lalu saya katakana bahwa Israel hampir mendekati kehancuran. Saat ini Israel berada dalam kondisi yang sulit, dan menghadapi musuh-musuh yang kuat, Israel tidak akan menang, Israel sedang memasuki tahun terakhirnya, dan sebentar lagi akan musnah,” kata Qasim.
Sementara kelompok-kelompok pejuang Palestina mengatakan bahwa pengunduran diri Barak merupakan kekalahan politik dan militer penjajah Israel. Disebutkan, pengunduran diri itu, termasuk dalam dunia politik, adalah bukti kekalahan politik dan militer Israel dalam serangannya ke Gaza.
Menurut Fars News, Senin (26/11/2012), Hamas menyebut mundurnya Barak menjadi bukti kekalahan politik dan militer Israel dalam serangannya atas Jalur Gaza.
Bagi Jihad Islam, pengunduran diri Barak adalah sebagai respon atas kekalahan militer Israel di Jalur Gaza. “Dengan pengunduran diri ini menunjukkan darah bangsa Palestina dan para korban tidak tumpah begitu saja,” kata Abu Ahmad, juru bicara Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam.
“Tidak mustahil Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel adalah giliran berikutnya yang mau tak mau, terpaksa mengundurkan diri,” ujarnya memprediksi. (isa)—sumber: pusat informasi palestina