“Semoga yang Membunuh Anak Saya Cepat Menyusul”

ISAC-jenazah Jaenuri-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Akhirnya jasad Zaenuri bisa dipulangkan setelah 24 hari di RS Bhayangkara Sukanto Jakarta Timur. Jenazah berada di RS Sukanto, Jakarta, sejak 8 Mei 2013.

Zaenuri adalah salah satu dari 3 orang yang dianiaya hingga meninggal dunia di Kebumen. Dua orang yang lain adalah Basari dan Harun yang jenazahnya sudah dimakamkan sebelumnya.

Jika jenazah Basari dan Harun tidak ditemukan luka tembak, Jenazah Zaenuri lebih parah lagi. Wajahnya terdapat luka tembak, kedua matannya hilang, hancur dan tidak bisa dikenali lagi.

Sunardi, ayah kandung Zaenuri tidak terima anaknya diperlakukan biadab seperti ini. ”Semoga yang membunuh anak saya cepat menyusul,” ujarnya.

Jenazah Zaenuri dimakamkan di  tempat kelahirannya, Desa Klumpit, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus Sabtu (1/6/2013). Ribuan orang hadir dalam pemakaman Zaenuri. Terbentang spanduk bertuliskan, “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rezeki (QS Ali Imran 169)”.

Selain itu ada juga spanduk: ”Selamat Datang Pentakziah Ustadz Zaenuri Rohimahullah”. Walau sudah 25 hari, Jenazah Zaenuri masih kelihatan lemas dan tidak membusuk

Operasi Densus 88 di Kebumen perlu dicermati

Dalam kematian Basari, Harun maupun Zaenuri ditemukan beberapa fakta:

Pertama, pada jasad Basari dan Harun tidak ada luka tembak, namun wajah rusak bekas penganiayaan. Kedua, pada jasad Zaenuri terdapat luka tembak di kepala, mata hilang dan wajah hancur tidak bisa dikenali lagi. Ketiga, status hukum mereka baru terduga, belum jelas peran dan serta keterlibatannya.

Baca Juga

ISAC pertanyakan motif  tembak/penganiayaan hingga mati

Terkait Operasi Densus 88 di Bandung, Kebumen, dan Batang, maka The Islamic Study and Action Center (ISAC) dalam rilisnya kepada salam-online, Ahad (2/6/2013) menilai:

Pertama, adanya target operasi hingga mati dengan bekas luka yang mengerikan pada wajah dalam kasus di Kebumen merupakan cara-cara Densus 88 jauh dari sifat manusiawi dan mengabaikan amanat Polri yang semestinya melayani, mengayomi dan melindungi masyarakat.

Kedua, operasi Densus 88 di Bandung, Kebumen, Batang dan Solo, relatif sama. Ada kecenderungan bahwa terduga ada yang ditembak mati dan ada yang ditangkap hidup.

Ketiga, operasi di Bandung, Kebumen dan Batang menunjukkan intelijen Densus yang lemah, kemampuan melumpuhkan terduga rendah, serta kategori tindakan gegabah.

“Di Kebumen terdapat 3 dari 7 orang meninggal, di Batang ada 1 dari 2 orang meninggal, dan di Bandung 3 dari 4 orang meninggal. Jika diprosentase terdapat 53% lebih orang meninggal di 3 tempat dalam waktu yang relatif sama. Angka kematian ini terlalu besar untuk sebuah penegakan hukum, eksekusi mati sebelum putusan pengadilan,” ujar Sekjen ISAC, Endro Sudarsono, SPd, Ahad (2/6/2013).

ISAC menduga kuat terdapat korelasi antara operasi Densus 88 dengan sumber dana, intervensi asing, kepentingan politik, kepentingan idiologis serta pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya terhadap umat Islam. (salam-online)

Baca Juga