Media Rezim Pembantai di Mesir Lakukan Pembohongan Publik terhadap Berita Demo Ikhwan

Mesir-demo besar IM-jpeg.imageKAIRO (SALAM-ONLINE): Unjuk rasa rakyat pendukung Presiden Mursi di berbagai kota di Mesir, Jumat (30/8/2013) tak mendapat tempat di media yang telah dikendalikan rezim pembantai. Bahkan tampak merendahkan.

Berbagai media massa cetak nasional Mesir pada Sabtu (31/8/2013) ramai-ramai melansir berita dengan judul terkesan menjatuhkan Ikhwanul Muslimin pendukung Presiden Mohammad Mursi dalam demo besar hari Jumat (30/8). Lebih dari itu berisi ke pembohongan publik.

Inilah contoh judul-judul berita yang tak sesuai fakta di lapangan itu:

“Demo besar Ikhwan jumlahnya terbatas di tengah kebencian rakyat dan dikuasai keamanan”, demikian judul berita di halaman muka koran berpengaruh, Al Ahram.

Suratkabar Al Gomhoriyah menulis dalam judulnya, “Ikhwan di bawah kepungan rakyat. Masyarakat mengusir dan melarang mereka berunjuk rasa”.

Judul seirama diutarakan koran Al Shuruq, “Ikhwan tanpa massa di hari penentuan”.

Begitu pula koran Al Watan, “Kegagalan Ikhwan di hari penentuan”, lalu koran Akhbar Al Yaoum menulis, “Penumbangan kedua bagi Ikhwan”.

Para pengamat menilai, pemberitaan koran-koran nasional pasca-revolusi umumnya bias terhadap Ikhwanul Muslimin, terutama di masa pemerintahan Mursi dan setelah penggulingannya.

“Berita-berita media massa Mesir pasca revolusi sangat bias dan kadang tidak proporsional yang mengarah pada pembohongan publik,” kata Mamdouh Sabri dalam dialog interaktif dengan jaringan televisi Al Sharq Al Awsat, Sabtu (31/8).

Baca Juga

Sabri merujuk pada laporan suratkabar Al Shouruq pada Sabtu yang menyebut jumlah pengunjuk rasa Ikhwanul Muslimin hari Jumat (30/8) itu hanya ratusan orang di Kairo dan sejumlah ibu kota provinsi.

“Padahal jumlahnya ratusan ribu, bahkan jutaan di Kairo dan sejumlah provinsi. Ini pembohongan publik,” tutur Sabri.

Unjuk rasa Ikhwanul Muslimin pada Jumat tersebut digelar di beberapa tempat di Kairo dan di berbagai provinsi dengan mengusung beberapa tema.

Aksi demo di Kairo mengusung tema, “Jumat Pemulihan Revolusi”, di Alexandria bertema “Jumat Penentuan”, dan di Fayoum memboyong tema “Jumat Penumbangan Pemerintah Kudeta”.

Unjuk rasa sejuta orang itu menimbulkan aksi kekerasan di beberapa tempat di Kairo yang menyebabkan meninggalnya belasan orang akibat kekerasan yang dilakukan aparat keamanan rezim teroris.

Jumlah korban jiwa yang muncul di media massa setempat juga beragam. Al Ahram, misalnya, menyebut enam orang tewas, Al Watan lima orang, Al Masri Al Youm tiga orang, dan Al Naba menyebut 15 orang meninggal.

Koran nasional Mesir umumnya dimiliki pemerintah yang warga setempat menamainya “Al Jaraid Al Qaumiyah”, di samping sejumlah partai politik juga memiliki koran seperti Al Wafd dan Al Ahrar.

Sejumlah koran milik kubu Islam dibredel pasca penumbangan Mursi dalam kudeta militer pada 3 Juli lalu. (antara/salam-online)

Baca Juga