
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Keputusan Pemprov DKI yang dipimpin oleh Jokowi-Ahok dalam menempatkan wanita bernama Susan sebagai lurah Lenteng Agung itu ibarat menaruh kompor dalam kulkas.
Demikian dikatakan Ketua umum Wasiat Ulama KH Fachrurozy Ishaq saat konferensi pers Forum Umat Islam (FUI) mendukung warga Lenteng Agung yang menolak lurah Susan, Kamis (3/9/2013) di Jakarta.
“Keputusan Jokowi-Ahok itu ibarat nyimpen kompor di dalem kulkas, walau dia bilang kompor-kompor gue kulkasnya juga kulkas gue terserah gue dong mau di taruh dimane. Iye bener itu barang punya die, tapi itu namanya bego,” ujar ulama Betawi ini.
Kiai Fachrurozy mengatakan, memang penempatan lurah dengan sistem lelang itu wewenang pemerintah tapi harus proporsional. “Boleh mereka bicara secara konstitusi tapi tetap harus proporsional,” ujarnya.
“Harusnya diroling saja, Susan boleh tetap jadi lurah tapi di tempat yang mayoritas Kristen,” tambahnya.
Seperti diketahui, mayoritas warga Lenteng Agung adalah Muslim. Akan tetapi, Jokowi-Ahok menempatkan seorang Kristen untuk memimpin kelurahan ini. Padahal, kata warga, pada zaman penjajahan Belanda saja, Belanda tidak berani menempatkan seorang Kristen menjadi pemimpin di wilayah ini.
Warga juga mengatakan, di Lenteng Agung terdapat 22 masjid, 58 mushalla dan ratusan majelis taklim serta lembaga pendidikan Islam. Tidak mungkin itu semua bisa diatur dan dikoordinasikan jika pemimpinnya kafir. (Suara Islam Online)
salam-online