HASI Salurkan Bantuan untuk Suriah: ‘Ini Jilbab yang Sangat Berarti bagi Saya’

SALMA (SALAM-ONLINE): Lebih sepekan yang lalu, kami menyalurkan bantuan untuk para pengungsi di Jabal Turkman, Suriah. Sebelum berangkat, mobil ambulans yang biasa kami tumpangi mogok sehingga harus didorong terlebih dahulu. Maklum, mobil tua sekaligus multi fungsi untuk bermacam kebutuhan transportasi. Dan, insya Allah beberapa hari lagi akan ada mobil ambulans baru hasil sumbangan yang telah disalurkan Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI) ke Rumah Sakit Lapangan (RSL) Salma.
Ketika mobil telah siap kami pun berangkat menuju perkemahan Jabal Turkman yang cukup jauh dari tempat kami, melewati jalan di atas bukit yang berkelok. Bau solar dalam dirigen di depan kami, ditambah lagi kepulan debu yang masuk ke dalam mobil, seakan jadi tantangan untuk menyalurkan bantuan di medan konflik. Namun semua itu menjadi ringan dengan keindahan bumi Syam dan keramahan penduduknya, karena hampir di setiap jalan desa yang kami lewati para penduduk menyapa dan melambaikan tangannya kepada kami.
Mobil berhenti dan kami diminta untuk turun. “Kita telah sampai, silakan turun teman-teman,” kata Dr Rami Habib, Kepala RSL Salma. Subhaanallah, baru membuka pintu mobil kami sudah disambut dengan sahutan salam dan ucapan selamat datang, serta yel-yel takbir dari anak-anak kecil yang datang mengurumuni kami.
Suasana ceria memecah heningnya hutan tempat mereka berkemah meski sejatinya mereka sedang berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Sebanyak 31 keluarga berada dalam empat puluh kemah. Rata-rata mereka adalah orang-orang tua, wanita dan anak-anak kecil, sementara para remajanya berada dalam medan perang.
Kami pun membagikan bahan makanan dan bantuan lainnya yang telah kami bawa. Permen dan jilbab mungil untuk anak-anak, lalu pakaian dan perlengkapan wanita, selimut tebal dan beberapa karpet kecil serta dua dirigen solar sebagai bahan bakar generator untuk penerangan, ditambah lima kardus besar susu anak-anak.
Saat membagikan jilbab untuk anak-anak perempuan, kami mendengar kata haru yang terucap dari bibir bidadari mungil bernama Hamidah: “Terimakasih amu (paman), ini adalah jilbab yang sangat berarti bagi saya, saya akan selalu memakainya dan tidak pernah melepasnya.”
Perkemahan pengungsi di Jabal Turkman ini berada di atas bukit, dengan cuaca yang sangat dingin di sore hari. Satu setengah bulan lagi mereka akan menghadapi musim salju yang suhu udaranya berada di bawah nol derajat. Padahal saat kami menengok dalam perkemahan mereka, hanya beralaskan tikar dengan kemah yang terbuat dari terpal.
Para pengungsi rata-rata berasal dari desa Haffah. Rumah mereka hancur oleh serangan birmil dan roket pasukan rezim Asad. Mereka mengungsi dan memilih perbukitan ini karena aman dan berada di perbatasan Turki.
Semoga Allah melindungi mereka dan memudahkan kita untuk membantu mereka dalam menghadapi puncak musim dingin yang akan segera datang.
(dr. Abu Sholeh, Tim ke-9 Relawan HASI untuk Suriah)