JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kepulauan Natuna di Provinsi Riau yang berada di kawasan Laut China Selatan saat ini telah diklaim oleh China. Negara itu bahkan telah memasukkan kepulauan kaya migas dan ikan itu dalam paspor terbaru warganya.
China menggambar peta laut Natuna di Laut China Selatan masuk wilayahnya dengan 9 dash line atau garis terputus. Jokowi Dinilai Tidak Paham Soal Konflik di Laut China Selatan
Vietnam dan Filipina sudah menolak peta China tersebut sebagai dasar untuk pengembangan minyak dan gas bersama yang ditawarkan negara itu.
Asisten Deputi I Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Doktrin Strategi Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini, mengatakan China telah mengklaim perairan Natuna sebagai wilayah perairan mereka.
“Klaim sewenang-wenang ini terkait dengan sengketa Spratly dan Paracel Islands antara China dan Filipina . Sengketa ini akan memiliki dampak besar pada keamanan perairan Natuna,” katanya seperti dikutip Bloomberg, beberapa waktu lalu.
Wilayah Natuna merupakan wilayah kaya minyak, gas dan ikan serta rumah bagi beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia.
Khusus untuk Blok East Natuna, PT Pertamina (Persero), bersama dengan mitra yang meliputi unit Exxon Mobil Corp dan Total SA, ingin mengembangkan blok gas tersebut yang diprediksi memiliki potensi sumber daya hingga 57 triliun kaki kubik.
Lantas apa jawaban capres Joko Widodo saat ditanya oleh capres Prabowo Subianto tentang peran dan sikap Indonesia terkait konflik di laut China Selatan, dalam debat capres di Hotel Holiday Inn Jakarta, Ahad (22/6) malam lalu?
“Ini adalah urusan negara lain dengan negara yang lain. Tapi kalau kita bisa masuk dan bisa berperan, juga lebih baik. Tapi harus kita amati dan cek, apakah kita masuk ke konflik itu justru membuat kita berhubungan tidak baik dengan Tiongkok, lalu apakah kita bisa kasih solusi,” kata Jokowi.
Pasangan cawapres Jusuf Kalla itu mengatakan, jika Indonesia tidak memberikan solusi, sebaiknya Indonesia tidak ikut-ikutan. Ketahanan nasional tetap nomor satu.
“Kalau kita bisa kasih solusi dengan diplomasi, tidak usah ikut-ikutan,” kata Jokowi.
Mendengar jawaban Jokowi, Prabowo kemudian kembali melontarkan pertanyaan apakah Indonesia akan abstain atau membela siapa dalam masalah Laut Cina Selatan ini. Sebab, ada masalah wilayah Indonesia yang diklaim negara lain dalam konflik tersebut.
“Kalau peran kita bisa kasih keuntungan bagi negara lain, kita lakukan. Kita tidak punya konflik dalam area yang ada, kalau dibutuhkan kita masuk, harus ada manfaatnya, harus bisa berikan jalan keluar agar konflik itu tidak memberikan dinamika yang tidak baik di sekitar kawasan itu,” ujar Jokowi memberi jawaban. (harianjambi.com)
salam-online