Syiah Houtsi Kepung Istana Presiden Yaman

Yaman-Syiah Houtsi Kepung Istana Presiden Yaman-jpeg.imageSANAA (SALAM-ONLINE): Kelompok Syiah Houtsi mengepung Istana Presiden dan Perdana Menteri Yaman di ibukota Sanaa, setelah gencatan senjata antara ekstremis Houtsi dengan pengawal presiden mulai berlaku, menyusul bentrokan mematikan yang menewaskan sembilan orang dan lebih dari 80 yang terluka.

Meski berada di sekitar istana presiden, mereka menolak dituduh tengah melakukan kudeta, Worldbulletin, melaporkan, Senin (19/1).

Ledakan mengguncang seluruh kota dan asap mengepul di atas bangunan di pusat kota sejak kelompok Syiah Houtsi merebut ibukota pada September tahun lalu. Situasi dan posisi negara ini dalam keadaan rapuh dan diliputi kekacauan.

Di malam hari, pemerintah mengatakan, sebuah istana di ibukota Sanaa, pusat dimana aktivitas perdana menteri dijalankan, telah dikelilingi oleh pasukan Syiah Houtsi. Perwakilan Syiah Houtsi dikabarkan berbicara dengan presiden.

Sebelumnya pada Senin (19/1), seperti diungkap Menteri Informasi Nadia al-Saqqaf di akun Twitter-nya, kelompok Syiah Houtsi telah menembaki iring-iringan Perdana Menteri Khaled Bahah setelah ia meninggalkan pertemuan dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi dan penasihat Houtsi yang telah dipanggil untuk menyelesaikan perselisihan perihal rancangan konstitusi.

Seorang juru bicara pemerintah Yaman menggambarkan penembakan di konvoi lapis baja Bahah sebagai upaya pembunuhan.

“Orang-orang bersenjata mengepung istana dan perdana menteri berada di dalam,” kata juru bicara pemerintah, Rajeh Badi. Dua saksi mata membenarkan pengepungan itu.

Baca Juga

Al-Saqqaf sebelumnya mengatakan kepada Reuters, istana presiden mendapat “serangan langsung” dalam apa yang dia digambarkan sebagai upaya kudeta. Hadi diyakini telah berada di rumah di distrik lain pada saat itu. “Jika Anda menyerang istana presiden … Ini adalah agresif, tentu saja upaya kudeta,” katanya.

Pemerintah Yaman mengatakan, gencatan senjata telah diberlakukan di malam hari setelah Houtsi merebut kantor berita negara dan stasiun televisi. Sembilan orang tewas dan 90 luka-luka, kata Menteri Kesehatan Riyadh Yassin kepada kantor berita SABA.

Kesepakatan ditandatangani di akhir bulan. Isinya pembentukan pemerintahan persatuan baru yang diikuti dengan penarikan pasukan Syiah Houtsi dari ibukota.

Untuk meredakan kekerasan dan ketegangan, perwakilan Syiah Houtsi Saleh Al-Sammad yang ditunjuk oleh Hadi sebagai penasihat politik, mengeluarkan pernyataan.

Draft kesepakatan, diluncurkan pada hari Sabtu (17/1), bertujuan untuk mengatasi perbedaan regional, politik dan sektarian dengan pengalihan wewenang kepada daerah, tetapi ditentang oleh Syiah Houtsi yang takut akan mengeliminir kekuasaan mereka. Bagaimana kesudahannya? Wait and see. (Worldbulletin/salam)

Baca Juga