Unjuk Rasa Warga Muslim Yaman Berbuah Bentrok dengan Syiah

Yaman-Negara-negara Arab mengkhawatirkan perkembangan politik di Yaman yang dapat berubah menjadi krisis politik-jpeg.imageSANA’A (SALAM-ONLINE): Puluhan ribu warga Muslim Yaman berdemonstrasi di beberapa kota, Sabtu (14/2) waktu setempat. Umat Islam Yaman menentang kelompok pemberontak Syiah Houtsi. Unjuk rasa itu berbuah bentrok antara warga Muslim dengan Syiah di wilayah pegunungan negeri ini yang membuat 26 orang tewas.

Ini adalah hari kedua berlangsungnya demonstrasi seluruh penjuru negeri melawan Houtsi yang didukung Iran dalam kurun kurang dari sepekan setelah mereka membubarkan parlemen yang membuat kedutaan besar-kedutaan besar Barat dan Arab bergegas pergi dari negara ini.

Orang-orang bersenjata dari kelompok pemberontak (Syiah Houtsi) menembaki demonstran di kota Ibb sehingga melukai empat orang, kata paramedis.

Para aktivis mengatakan mereka marah oleh kematian Saleh al-Bashiri yang sebelumnya ditahan orang-orang bersenjata ketika pecah demonstrasi anti-Houtsi di Sana’a dua pekan lalu dan kemudian diserahkan ke rumah sakit dengan tanda penyiksaan pada tubuhnya, Kamis (12/2).

Yaman-Unjuk rasa menentang kelompok pemberontak (Syiah Houtsi) digelar semenjak kelompok ini mengambil alih kekuasaan politik di Yaman-jpeg.image
Unjuk rasa menentang kelompok pemberontak (Syiah Houtsi) digelar semenjak kelompok ini mengambil alih kekuasaan politik di Yaman

Kekacauan di Yaman membuat dunia prihatin karena berbatasan langsung dengan Arab Saudi yang menjadi pengekspor minyak terbesar di dunia.  Yaman juga menjadi medan paling berdarah dalam kampanye AS melawan Al-Qaidah dengan menggunakan drone.

Bentrokan besar antara para pemberontak Syiah Houtsi melawan suku-suku (Muslim) yang selama ini berjuang bersama Al-Qaidah, terjadi di provinsi al-Bayda yang menewaskan 16 Syiah Houtsi. Sementara 10 warga Muslim gugur.

Baca Juga

Dua pekan setelah Houtsi menguasai ibu kota negara dan terus menekan ke selatan, telah membuat Yaman tak lagi berfungsi sebagai negara.

Sementara itu, AS, Uni Eropa, Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Turki telah menutup misi diplomatiknya di negara ini. Negara-negara Teluk yang kaya minyak menuduh Houtsi didukung Syiah Iran.

Para menteri luar negeri Teluk telah mendesak Dewan Keamanan PBB untuk meloloskan resolusi Bab 7 yang mensahkan kekuatan ekonomi atau militer untuk mendongkel Houtsi.

Namun Houtsi berkilah mereka hanya berusaha mengeluarkan para pejabat korup dan memperbaiki kondisi ekonomi. Mereka telah membubarkan parlemen dan bulan ini mendirikan sendiri majelis parlemen mereka.

Gerak maju Houtsi dari utara untuk melawan suku-suku sebelah timur dan selatan yang bersenjata lengkap telah membuat para pemimpin lokal bersekutu dengan Al-Qaidah di Jazirah Arab yang merupakan unit bersenjata paling maut dari Al-Qaidah, demikian Reuters. (Antara)

salam-online

Baca Juga