Petisi untuk Jokowi dan Kapolri: “Tangkap Teroris Tolikara”

Papua-Tragedi Tolikara-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Seorang WNI di Inggris, membuat Petisi melalui change.org terkait tragedi Tolikara. Maimon Herawati, yang saat ini tengah menempuh pendidikan di Newcastle, Inggris, membuat Petisi untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pada Sabtu (18/7) lalu.

Hingga Senin (20/7) pagi sekitar pukul 7.30 WIB jumlah pendukung petisi tersebut sudah mencapai 20.000 orang.

Dalam petisinya, Maimon Herawati menulis, bahwa pembakaran masjid, kios, dan rumah di Tolikara, Papua adalah ancaman terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan toleransi antar umat beragama.

“Jika teroris pelaku kejahatan ini tidak segera ditangkap dan diproses secara hukum, kerusuhan sangat mungkin menjalar ke daerah lain. Sentimen agama dan suku adalah api yang sangat mungkin menjalar, meluas dan meruntuhkan NKRI. Ambon adalah sejarah yang tidak ingin kita ulang,” tulisnya.

“Kami menuntut pemerintah dan aparat terkait untuk segera mencokok pelaku penghangusan masjid, 38 rumah, dan 63 kios, serta penyebab 153 jiwa mengungsi,” lanjutnya.

Baca Juga

Herawati juga mempertanyakan, bukankah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah melaporkan, surat edaran Ketua GIDI wilayah Tolikara, Pendeta Nayus Wenea dan Sekretaris GIDI Pendeta Marthe Jingga yang berisi larangan umat Islam merayakan Idul Fitri di Karubaga Tolikara terdeteksi tersebar sehari sebelum pembakaran? Surat itu juga melarang Muslimah berjilbab.

“Kami minta pemerintah tegas menyebut tindakan itu sebagai tindakan teror,” tegasnya.

Ia melanjutkan, Ketua Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Albertus Patty, juga menyesalkan pembakaran masjid ini. Ia bahkan meminta aparat mengamankan siapapun pelaku kekerasan itu.

“Ketua Lembaga Adat Papua, Lenis Kogoya juga mengimbau aparat kepolisian memburu pelaku pembakaran (Republika 18/7),” tulisnya.

Baca Juga