JAKARTA (SALAM-ONLINE): Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution menyatakan mengutuk aksi kekerasan dan pembunuhan yang dilakukan oleh para preman terhadap pejuang tambang dan pejuang lingkungan saat memperjuangkan hak atas ruang hidupnya.
“Komnas HAM mengutuk aksi kekerasan dan pembunuhan tersebut, dan mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini siapa pun pelakunya secara profesional dan independen,“ tegas Maneger Nasution kepada redaksi, Senin (28/9).
Ia juga mendesak pemerintah khususnya Pemkab Lumajang dan Pemprov Jawa Timur serta pihak keamanan untuk menjamin hak-hak konstitusional warga negara terutama hak hidup, rasa aman, dan lain-lain, khususnya di Desa Selo Awar-awar, Kec. Pasirian, Kab.Lumajang, Jawa Timur dari aksi premanisme.
“Negara tidak boleh tunduk kepada aktor non-negara. Peristiwa ini adalah yang ke sekian kalinya menimpa masyarakat sipil khusunya aktivis kemanusiaan. Masih segar dalam ingatan kemanusiaan kita pembunuhan terhadap aktivis tani di Jambi, kekerasan terhadap aktivis anti korupsi di Madura, dan lan-lain,“ ujar Maneger.
Menurutnya, ini adalah lonceng kematian bagi aktivis kemanusiaan. Syiar ketakutan publik. Negara harus menjamin bahwa peristiwa yang sama tidak terulang di masa mendatang (guarantees of non-recurrence).
“Komnas HAM akan berupaya secepatnya melakukan investigasi ke lokasi. Hasilnya akan diterbitkan dalam bentuk rekomendasi akhir,“ tegas Maneger.
Seperti diberitakan, kata Meneger, saat warga Desa Selo Awar-awar, Lumajang, Jawa Timur, akan melakukan penghadangan aktivitas pertambangan pasir, tiba-tiba kepala desa setempat mengerahkan 30 orang preman untuk mengintimidasi warga.
Salah seorang petani yang diculik, dibawa ke balai desa, dikroyok dan dipukuli. Setelah itu dibawa ke suatu tempat untuk dibunuh. Sedangkan seorang petani lainnya didatangi preman-preman di rumahnya, dikroyok dan dipukuli. Kondisinya saat ini tengah kritis di rumah sakit. (EZ/salam-online)