JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kematian Siyono (39 tahun), warga Dusun Brengkungan, Desa Pogung, Kecamatan Cawas, Klaten, Jawa Tengah dalam penangkapan yang dilakukan oleh Densus 88 mengundang banyak protes dari berbagai kalangan.
Diberitakan, Siyono meninggal saat sedang diperiksa oleh Densus 88 di dalam mobil. Kabar tersebut dipastikan oleh perangkat desa setempat.
Merespon kasus ini, Ketua Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan PP Muhammadiyah Dr Busyro Muqoddas juga angkat bicara.
“Itu Densus 88 dan BNPT harus dimintai pertanggungjawabannya atas kematian Siyono. Densus 88 dan BNPT harus terbuka secara jujur dan transparan kepada masyarakat sipil,” ujar Busyro kepada salam-online, usai diskusi publik tentang korupsi di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (15/3).
Ia menegaskan, perilaku tidak manusiawi yang dilakukan oleh Densus 88 merupakan sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Dia minta peluru yang dibeli dari uang hasil pajak rakyat tak digunakan untuk tindakan brutal terhadap mereka yang baru terduga, apalagi tidak bersalah.
“Tindakan itu sudah melanggar HAM. Itu peluru yang dibeli dari pajak rakyat justru digunakan untuk melakukan tindakan yang brutal kepada rakyat yang tidak bersalah, baru terduga,” protesnya.
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mengatakan perilaku tidak manusiawi oleh Densus 88 dilakukan secara berulang, itu tidak bisa didiamkan.
“Kalau ini tidak diatasi, nyawa itu tidak ada harganya, dan Polisi tidak bisa didiamkan terus seperti itu, ini jelas pelanggaran HAM,” terang mantan Ketua Komisi Yudisial ini.
Berdasarkan laporan yang diterima warga setempat, dikatakan bahwa Siyono ditangkap usai shalat Maghrib di masjid pada Selasa (8/3) lalu. Sehari setelahnya dilakukan penggeledahan di rumah Siyono yang juga berfungsi sebagai TK Raudhatul Athfal Amanah Ummah.
Penggeledahan oleh Densus 88 yang dibantu oleh Polres Klaten itu, disaksikan anak-anak TK, sehingga melahirkan trauma dan mendapat protes dari sejumlah kalangan. (EZ/salam-online)