Petinju Legendaris Abad 20 Muhammad Ali Meninggal Dunia

Muhammad Ali
Muhammad Ali

SALAM-ONLINE: Muhammad Ali, juara tinju dunia kelas berat yang fenomenal dan legendaris telah meninggal pada Jumat (3/6) waktu Amerika Serikat dalam usia 74 tahun. Sosok popular sejak abad ke-20 itu dirawat di rumah sakit karena masalah pernapasan.

Ali menderita penyakit Parkinson selama bertahun-tahun, namun hal itu tak pernah meredupkan kehadirannya dari kehidupan.

Sebagai seorang tokoh yang namanya menjulang tinggi di masa jayanya, meski memiliki penyakit Parkinson, Ali masih melakukan perjalanan dan aktif dalam sejumlah event.

Selama berkarir di ring, Muhammad ‘The Greatest’ Ali yang pensiun bertinju pada 1981 dengan rekor 56 kali menang—37 menang KO—dan lima kali kalah itu dikenal dengan gaya bertinjunya yang menari dan cepat. Dia menyebut gaya bertinjunya ‘terbang bak kupu-kupu dan menyengat seperti lebah’.

Ali dirawat di rumah sakit di Phoenix, Arizona, karena masalah pernapasan awal pekan ini. Segenap keluarganya berkumpul di sekelilingnya. Menurut juru bicara keluarga, dia meninggal pada Jumat malam.

Di masa jayanya, Ali tak hanya perkasa di atas kanvas meng-KO lawan-lawannya, namun pengaruhnya juga terasa jauh melampaui ring.

Muhammad Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada 17 Januari 1942 dengan nama Cassius Clay. Memulai karir tinju amatir saat berusia 12 tahun, Ali pertama kali menjadi juara kelas berat dunia setelah menang KO melawan Sonny Liston.

Namanya saat lahir mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay. Dia kemudian mengubah namanya menjadi Muhammad Ali setelah bergabung dengan Black Muslim pada Nation of Islam tahun 1964—saat menjadi juara kelas berat—dan akhirnya memeluk Islam.

Baca Juga

Pada usia 22 tahun itu, ia merasa dilahirkan kembali ke dunia. Sebab, saat itulah, ia berganti nama dari Cassius Marcellus Clay Junior menjadi Muhammad Ali. Nama ini merupakan pemberian seorang tokoh Muslim dari Nation of Islam, Elijah Muhammad, pada 1964.

Karir bertinju Ali sempat terputus selama 3,5 tahun pada 1960-an saat dia menolak masuk Angkatan Darat AS dalam perang Vietnam. Ali melawan pemerintah AS dengan menolak pergi berperang di Vietnam dengan alasan agama.

Dia menentang draft perang Vietnam. “Saya tidak pernah punya masalah dengan Viet Cong,” ungkapnya.

Ali pun menjadi simbol pembebasan kulit hitam melawan rasisme di era 1960-an.

Di antara nama besar di dunia tinju kelas berat yang pernah dikalahkannya adalah Sonny Liston, Joe Frazier dan George Foreman.

Nama sebagai ‘Yang Terbesar’ (The Greatest) disematkan padanya sejak ia mengalahkan para petinju yang juga memiliki nama besar. Karena kemampuannya mengalahkan para petinju itu, nama ‘The Greatest’ disematkan kepadanya.

Sebab, dia mampu menaklukkan petinju-petinju terbesar di zamannya, seperti George Foreman, Sony Liston, Joe Frazier, dan lainnya. Bahkan, pertarungannya melawan Foreman serta Joe Frazier menjadi pertarungan terbaik sepanjang abad ke-20. Dan, Ali pun dinobatkan sebagai seorang petinju terbesar di abad 20. (s)

Sumber: Al Jazeera, dan lainnya

Baca Juga