Mengutip Al-Qur’an, Erdogan: “Bunuh Satu Orang Sama dengan Membunuh Seluruh Umat Manusia”

Presiden Erdogan-2
Presiden Erdogan

ISTANBUL (SALAM-ONLINE): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Daesh (ISIS) sebagai kelompok teror yang mengatasnamakan Islam dan kemungkinan paling bertanggungjawab atas serangan mematikan di bandara Istanbul pada Selasa (28/6) malam lalu.

Ia menegaskan bahwa Islam tidak memiliki hubungan dengan kelompok teror Daesh. Mereka mengatakan melakukan hal seperti itu atas nama Islam, ujar Erdogan.

“Islam tidak ada hubungannya dengan mereka,” kata Erdogan saat meresmikan pembukaan sebuah masjid di Istanbul pada Jumat (1/7) sebagaimana dikutip kantor berita Anadolu.

“Islam bukan agama pembunuh. Jika ada yang membunuh satu orang, maka itu sama halnya dengan membunuh seluruh umat manusia,” tegas Erdogan, mengutip sebuah ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi:

“…Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi,” (QS Al-Maaidah: 32).

“Orang-orang ini tidak bersalah. Anak-anak, wanita, orang tua (yang jadi korban serangan teror bom), mereka pergi, mereka tidak tahu apa-apa, mereka menghadapi kematian. Anda (Daesh) tidak punya hak atas ini,” ungkapnya.

Baca Juga

Seperti diberitakan, serangan teror di bandara Ataturk, Istanbul, Turki, pada Selasa (28/6) malam lalu, menewaskan 44 orang, termasuk 19 warga negara asing. Serangan bom itu juga melukai 230 orang lainnya.

Media di Turki seperti dikutip NHK melaporkan, satu dari tiga pelaku bom “bunuh diri” yang melancarkan serangan di Bandara Ataturk, Istanbul pada Selasa (28/6) malam lalu datang ke Turki dari Kota Raqqa, Suriah, yang kerap disebut sebagai ibu kota ISIS.

Otoritas Turki merilis bahwa ketiga pelaku memiliki kewarganegaraan yang berbeda, yaitu dari Rusia, Uzbekistan dan Kyrgyzstan.

NHK juga melaporkan, media Turki lainnya melansir bahwa warga Rusia tersebut bahkan pernah mengunjungi Turki pada 2015. (EZ/salam-online)

Sumber: Anadolu, NHK

Baca Juga