Kelompok Advokasi Ungkap Muslim Rohingya di Myanmar Kembali Alami Kekerasan

myanmar-kekerasan-kembali-terjadi-terhadap-muslim-rohingyaSALAM-ONLINE: Kelompok advokasi dari berbagai penjuru dunia menyuarakan keprihatinan mereka atas tindakan tentara yang kembali melakukan kekerasan terhadap kelompok minoritas Muslim Rohingya menyusul pembunuhan sembilan polisi di Myanmar.

Sembilan tewas bersama delapan orang bersenjata dalam tiga serangan terpisah di pos-pos polisi di perbatasan Myanmar-Bangladesh di barat negara bagian Rakhine Ahad (9/10), lansir kantor berita Anadolu, Senin (10/10).

Pada Senin (10/10), sebuah pernyataan dari kelompok advokasi “Stop Membunuh Warga Rohingya tidak Bersalah di Arakan” (Arakan, nama kolonial Inggris untuk Rakhine) menyebut bahwa setelah serangan lebih dari 10 Muslim Rohingya tidak bersalah dibunuh oleh pasukan militer dan polisi Myanmar.

“Penangkapan massal sedang berlangsung,” kelompok itu menyatakan. Mereka mengungkapkan banyak wanita Rohingya juga ditangkap di desa Wabek di Kota Maungdaw Rakhine.

Dalam beberapa jam terakhir tujuh warga Muslim Rohingya ditembak mati oleh pasukan militer di desa Myo Thugyi di Maungdaw.

Meskipun polisi menangkap dua “militan” selama serangan, pihak berwenang belum mengonfirmasi kelompok mana yang bertanggungjawab.

“Kami tidak yakin jika penyerang dari RSO, tetapi mereka meneriakkan kata ‘Rohingya’ selama serangan,” kata Kepala Polisi Zaw Win dalam konferensi pers, Ahad (9/10), mengacu pada Organisasi Solidaritas Rohingya (RSO).

Baca Juga

RSO adalah kelompok perlawanan yang mengambil nama dari minoritas Muslim Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai salah satu warga dunia yang paling teraniaya.

Meskipun sebagian besar pakar percaya keberadaan RSO adalah sebuah mitos, rezim Myanmar telah mengklasifikasikan RSO sebagai kelompok “teroris” dan menyalahkan mereka sebagai pelaku serangan terbaru di daerah perbatasan.

Pernyataan itu mengaku tidak ada yang diketahui terkait organisasi bersenjata Rohingya itu, tetapi organisasi bersenjata non-Rohingya lainnya memang ada di Rakhine.

“Tampaknya beberapa pejabat keamanan atau pemerintah daerah secara pribadi mengarahkan media untuk menyebut Muslim Rohingya yang telah melakukan serangan itu. Namun tidak ada bukti untuk ini,” tambah pernyataan kelompok advokasi tersebut. (EZ/salam-online)

Sumber: Anadolu

Baca Juga