Di Persidangan, Habib Rizieq Sebut 6 Ungkapan Salah Dilontarkan Ahok di Kepulauan Seribu

Terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memperhatikan Habib Rizieq saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Utara di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (28/2). Dalam sidang tersebut, Jaksa Penuntut Umum menghadirkan dua saksi ahli yaitu Habib Rizieq Syihab (saksi ahli agama) dan Ahli Hukum Pidana Dr Abdul Chair Ramadhan, SH, MH untuk memberikan keterangan terkait dugaan kasus penistaan agama. (Foto: Antara/Raisan Al Farisi)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Pada persidangan ke-12 kasus penodaan agama dengan terdakwa Basuki T Purnama (Ahok) yang dilaksanakan di Auditorium Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (28/2), saksi ahli agama, Habib Muhammad Rizieq Syihab, menyebut ada enam ungkapan yang salah dilakukan oleh Ahok.

Pembina GNPF-MUI tersebut menegaskan ada enam ungkapan yang salah dilontarkan oleh Ahok di Kepulauan Seribu pada 27 September 2016 lalu itu.

“Saya melihat video yang diputar di Kepulauan Seribu, dan saya melihat ada enam kesalahan yang dilakukan oleh Ahok,” kata Habib Rizieq dalam ruang persidangan, Selasa (28/2), seperti dilansir Islamic News Agency (INA).

Yang pertama, kata Habib Rizieq, “Jangan percaya”. Kedua, “Enggak pilih saya.” Ketiga, “Dibohongi pake surat Al-Maidah ayat 51.” Keempat, “Macam-macam itu.” Kelima, “Karena saya takut masuk neraka.” Keenam, “Dibodohi.”

Habib menilai, pernyataan yang disampaikan oleh Ahok itu bukan hanya merupakan urusan pribadi akan tetapi sudah mencakup masyarakat luas, khususnya umat Islam.

“Ini bukan hanya urusan pribadi, ini mencakup masyarakat luas, dan ini masalah hukum, masalah penodaan agama,” papar Habib Rizieq dalam persidangan.

Ungkapan “Jadi jangan percaya sama orang”, kata Habib Rizieq, maka itu merupakan sebuah ajakan kepada masyarakat agar jangan percaya siapa pun yang menggunakan surat Al-Maidah ayat 51.

Baca Juga

“Ungkapan itu merupakan sebuah ajakan untuk melarang umat Islam memilih pemimpin (Muslim),” terangnya.

Kedua, lanjut habib, kata-kata “tidak pilih saya” memperjelas bahwa itu dalam konteks pilkada dan tidak ada hubungannya dengan kunjungan kerja.

“Kata dibohongi pake Al-Maidah itu memunculkan pertanyaan, siapa yang dibohongi? Tentu umat Islam, tentu maksudnya kalau dibohongi berarti surat Al-Maidah dijadikan sebagai sumber kebohongan,” jelas Habib Rizieq.

Imam Besar FPI ini menegaskan, bahwa jelas hal itu merupakan penodaan terhadap Islam.

“Ini sebuah penodaan. Jadi Al-Qur’an itu diartikan sebagai sumber kebohongan. Siapa yang dibohongi, ya umat Islam siapa pun yang menggunakan Al-Maidah 51 agar tidak memilih pemimpin umat Islam,” ujar Habib Rizieq

Rep: Haikal (INA)

Baca Juga