Fahri: Cara Pandang yang Salah Lahirkan Tuduhan, ‘Jika Bicara Al-Maidah 51 Adalah Garis Keras’

Fahri Hamzah. (foto: salam-online)

JAKARTA (SALAM-ONLINE): Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyayangkan sikap pemerintah sekarang ini yang masih menerapkan ide war on terror (perang melawan teror) di Indonesia. Menurutnya, perlu dibedakan antara konsep agama dan negara dimana keduanya dintegrasikan di Indonesia.

“Cara pandang yang salah itu akhirnya melahirkan tuduhan jika kita berbicara agama dan Al-Maidah ayat 51, dianggap garis keras. Padahal itu domain dari kitab suci dan agama kita masing-masing. Dan semua agama melakukan itu. Semua agama punya penilaian terhadap agama lain,” kata Fahri di hadapan wartawan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Ahad (26/2) siang.

Namun, jelas Fahri, karena menggunakan frame paska war on terror, akhirnya hal itu dianggap sebagai garis keras dan berpotensi menjadi kelompok intoleran dan berpotensi pula “direkrut” oleh “ISIS”.

Baca Juga

”Akhirnya orang-orang ini diburu dengan ciri-cirinya, orang berjenggot, jidatnya hitam, menggunakan celana cingkrang, memakai jubah, itu yang diimejkan sebagai kelompok intoleran,” ungkap politisi kelahiran NTB ini.

Menurut aktivis mahasiswa 1998 ini, hal itu akan berlanjut kepada instabilitas umum di Indonesia. Karena itu, ujarnya, kriminalisasi terhadap ulama saat ini memiliki bahaya yang besar sekali terhadap eksistensi bangsa Indonesia, bukan saja terhadap umat Islam.

“Itu sebabnya kita harus melawan kampanye kriminalisasi (terhadap ulama), karena ini datang dari pikiran yang salah,” terangnya. (EZ/salam-online)

Baca Juga