JAKARTA (SALAM-ONLINE): Sekretaris Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr HM Asrorun Ni’am Sholeh memastikan, di Pilkada nanti, warga NU tidak akan memilih calon Gubernur DKI Jakarta yang telah menghina dan melukai Rais ‘Aam PBNU, Dr KH Ma’ruf Amin.
Seperti diketahui sebelumnya, Kiai Ma’ruf dinilai telah diperlakukan tidak baik oleh cagub DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan pengacaranya dalam sidang pengadilan penistaan agama, 31 Januari lalu. Saat itu Ahok menuduh Kiai Ma’ruf telah memberi kesaksian palsu. Ahok juga mengaku telah mengetahui rencana pengeluaran fatwa penistaan agama sebagai pesanan dari Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Oleh karenanya warga NU tersinggung. Kalau kesinggung, masak memilih yang sudah menyinggung kita kan,” ungkap Ni’am saat ditemui di Kantor PWNU DKI Jakarta, Selasa (7/2/2017).
Ni’am yang juga sekretaris Komisi Fatwa MUI itu menegaskan, warga NU dan umat Islam wajib untuk memilih pemimpin Muslim. Kecuali, kata dia, dalam kondisi darurat yang mana tidak ada lagi kalangan Muslim yang bisa memimpin sehingga tidak ada pilihan lain.
“Kita dalam konteks ini wajib memilih pemimpin yang seagama. Kecuali dalam kondisi darurat. Dalam kondisi normal ya kembali kepada hukum asal itu. Memilih pemimpin Muslim itu wajib,” tegasnya.
Kendati demikian, Ni’am memastikan bahwa posisi NU sebagai Organisasi Masyarakat (Ormas) bersikap netral dalam pemilu.
“NU sebagai organisasi kan tidak dukung mendukung. Karena yang dukung mendukung dan mengusulkan adalah partai. Sementara NU bukan partai. Bahwa kemudian bisa menjadi supporter bisa saja kan,” tutupnya. (MN Malisye)