Rumah Sakit Banyak Ditutup, Warga Sipil Suriah di Raqqa Kehilangan Akses Kesehatan

SALAM-ONLINE: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan lebih dari setengah rumah sakit umum yang ada di Raqqa, Suriah, telah ditutup secara nasional. Serangan udara yang dilancarkan pasukan koalisi ke kota al-Tabqa, tepatnya di sisi barat Raqqa pada Rabu (22/3), telah membunuh setidaknya 60 warga sipil.

Dan, keseluruhan korban tak ada yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. “Rumah sakit terakhir di Raqqa hanya mengobati milisi ISIS,” ungkap Koordinator kelompok media aktivis, Sarmad al-Jilane, seperti dilansir The New Arab, Kamis (22/3). “Warga sipil sulit mendapatkan perawatan medis,” tambah Sarmad.

Menurut WHO, keadaan dan sistem perawatan kesehatan di Suriah telah gagal secara nasional. WHO juga sempat memberikan pernyataan terkait hal ini.

“Pada Februari 2017, 56 persen rumah sakit umum dan 53 persen pusat kesehatan masyarakat telah ditutup atau berfungsi sebagian. Sementara 37 persen dari rumah sakit umum tidak dapat diakses karena faktor ketidakamanan,” kata WHO dalam laporannya.

Sebuah penelitian baru menemukan bahwa dalam konflik ini rezim Basyar Asad secara langsung menargetkan para pekerja kesehatan sehingga menewaskan lebih dari 800 petugas profesional sejak perang dimulai.

Laporan ini menemukan bahwa rezim Suriah itu menggunakan kesehatan sebagai “alat politik” dan secara sengaja menyasar rumah sakit dalam serangan tersebut.

Baca Juga

“Antara Juli dan Desember 2016, pasukan Suriah dan Rusia melancarkan serangan udara setiap hari, merenggut ratusan nyawa dan menghancurkan rumah sakit, sekolah dan pasar menjadi puing-puing,” laporan itu menyebutkan.

Menurut pemantau independen, ratusan ribu nyawa warga sipil terenggut dalam perang, sebagian besar dilakukan oleh rezim dan sekutunya, dan jutaan telah mengungsi, baik di dalam maupun ke luar Suriah.

Taktik brutal dilakukan oleh rezim Asad dengan menggunakan senjata kimia, pengepungan, eksekusi massal dan penyiksaan terhadap warga sipil, menyebabkan dilakukannya penyelidikan terhadap kejahatan perang. (EZ/salam-online)

Sumber: The New Arab/alaraby.co.uk

Baca Juga