JAKARTA (SALAM-ONLINE): Saksi ahli agama, Habib Rizieq Syihab, menilai apa yang dinyatakan oleh terdakwa Basuki T Purnama (Ahok) dalam pidatonya, khususnya di Kepulauan Seribu, memang sudah direncanakan karena terucap berulang kali. Dan, itu dilakukan untuk mempengaruhi umat Islam agar memilihnya sebagai pemimpin.
“Dengan mengabaikan surat Al-Maidah ayat 51, itu merupakan perencanaan karena terucap berulang kali,” papar Habib Rizieq saat menjadi saksi ahli agama dalam kasus penodaan agama dengan terdakwa Ahok ruang persidangan Kementan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasan (28/2).
Habib Rizieq menegaskan bahwa pokok persoalan bukan masalah antara Ahok dengan dirinya.
“Saya tegaskan ya, ini persoalan Ahok dengan negara, bukan persoalan saya pribadi dengan Ahok,” tuturnya.
Klarifikasi Ahok di Balai Kota DKI Jakarta setelah pidato Ahok itu menyebar, kata Habib Rizieq, tak bisa diterima. Ahok mengklarifikasi:
“Saya tidak mengatakan menghina Al-Qur’an, saya tidak katakan Al-Qur’an bodoh. Saya katakan kepada masyarakat di Kepulauan Seribu, kalau kalian dibodohi oleh orang-orang rasis, pengecut, kira-kira kalau kita katakan sekarang menggunakan ayat suci itu untuk tidak memilih saya, ya silakan enggak usah pilih.”
“Saya pengalaman dari tahun 2003 berpolitik, saya temukan lawan-lawan politik yang rasis, pengecut, selalu menggunakan ayat itu untuk membodohi orang agar tidak pilih saya. Jadi Al-Qur’an ada yang salah enggak? Enggak salah, konteksnya bukan itu, konteksnya jangan pilih Nasrani, Yahudi jadi temanmu, sahabatmu surat terjemahan aslinya. Nanti saya dibilangnya nyampurin urusan agama.
Saya sekolah Islam, SD SMP 9 tahun, jadi saya menemukan banyak yang rasis dan pengecut menggunakan ayat suci di dalam Al-Qur’an, tidak maksudnya seperti itu dipleseti seperti itu, atau misalnya ada yang rasis yang pengecut dari pihak Kristen, dia juga menggunakan satu ayat saya lupa di kitab apa, kita harus membantu semua orang terutama saudara seiman, itu juga dipakai membodohi orang-orang yang Kristen Katolik di gereja supaya jangan memilih orang-orang yang nonkristen, nonkatolik. Itu yang saya maksud, saya sampaikan kepada warga di Kepulauan Seribu.”
Sementara dalam persidangan, Habib Rizieq menilai klarifikasi itu tidak bisa diterima. “klarifikasi itu hanya ingin lolos dari jeratan, bahkan dalam klarifikasinya itu ada penodaan juga,” tutup Habib Rizieq.
Haikal (INA)