Gubernur NTB Minta Umat Islam tidak Terprovokasi atas Pelecehan yang Dialaminya

Gubernur NTB TGB Muhammad Zainul Majdi saat menyampaikan taushiyah di Islamic Center NTB, Jumat, 14 April 2017. (Foto: Humas Pemprov NTB)

MATARAM (SALAM-ONLINE): Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Haji Muhammad Zainul Majdi menjelaskan perlakuan tidak menyenangkan yang dialami dia dan istrinya oleh mahasiswa Indonesia saat berada di Bandara Changi Singapura.

Di hadapan ribuan jamaah usai menunaikan ibadah shalat Jumat di Islamic Center NTB, pria yang dikenal dengan panggilan Tuan Guru Bajang (TGB) itu mengajak warga NTB khususnya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi.

“Saya tidak bisa melarang orang marah, tapi kemarahan yang ada tidak boleh mendorong pada satu bentuk kemaksiatan. Tetap jaga keamanan, kenyamanan, dan ketenangan NTB,” kata TGB di Islamic Center NTB, Jumat (14/4).

TGB mengatakan, menghadapi keadaan apa pun di dunia, Islam telah memiliki panduan terbaik melalui Al-Qur’an dan tuntunan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Tuntunan pertama dari Al-Qur’an jika mendapat perbuatan yang tidak menyenangkan ialah untuk bersabar. Rasa sabar, kata TGB, akan semakin mendekatkan ketakwaan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

TGB menerangkan, kehebatan seseorang bukan terletak pada siapa yang menang dalam bertarung fisik, melainkan mampu mengendalikan diri pada saat marah. Dia mengimbau masyarakat NTB untuk mampu mengendalikan diri dan menggunakan akal sehat menyikapi hal ini.

“Jangan ada yang terprovokasi apapun,” kata dia.

TGB juga meminta warga NTB untuk bersama-sama menjaga persaudaraan dan keberagaman yang selama ini telah terjalin dengan baik. “Mari kita jaga keutuhan dan kebersamaan kita, jangan terprovokasi dalam bentuk apapun, lelah kita bangun NTB ini, mari kita rawat dengan sebenar-benarnya,” ucap TGB.

TGB menambahkan, tidak boleh ada seseorang atau sekelompok yang merasa lebih hebat dari kelompok lain dan lantas merendahkan kelompok lain karena faktor apapun. “Allah SWT Maha Adil, mudah-mudahan apa yang terjadi pada diri saya dan keluarga jadi pelajaran,” kata TGB.

TGB mengingatkan agar umat Islam di NTB yang menjadi mayoritas untuk selalu mengayomi yang minoritas di NTB. “Insya Allah saya yakin umat Islam di NTB punya kesabaran dan kedewasaan sehingga tetaplah semua yang terjadi sebagai pupuk untuk semakin menumbuhkan semangat dalam membangun daerah kita,” kata TGB menambahkan.

Baca Juga

Seperti diberitakan, pada Ahad, 9 April 2017, sekitar pukul 14.30 waktu Singapore, Gubernur NTB TGB Dr Muhammad Zainul Majdi bersama istri menuju counter Batik Air di Bandara Changi Singapore dan ikut mengantre bersama penumpang lainnya dengan tujuan Jakarta.

Beberapa saat mengantre, untuk keperluan menanyakan jadwal penerbangan TGB keluar antrean menemui petugas, sementara istri TGB Hj Erica Zaninul Majdi tetap dalam antrean.

Namun saat TGB kembali ke barisan antrean di samping sang istri, tiba-tiba ada seorang pemuda warga keturunan, marah-marah kepada TGB karena mengira TGB telah menyerobot antrean.

Walau sudah dijelaskan bahwa TGB sejak awal sudah dalam barisan itu bersama istrinya, juga diingatkan bahwa TGB adalah Gubernur NTB, Steven tetap memaki-maki, bahkan mulai melakukan penghinaan dengan kata-kata rasis kepada TGB yang adalah seorang Hafidz Al-Quran dan cucu ulama besar pendiri Nahdatul Wathan TGH M Zainuddin Abdul Madjid.

“Mereka pikir itu bukan istri saya awalnya. Malu mungkin lalu mengumpat-umpat. Kami mengalah pindah antrean, masih terus diumpat. Saya adukan ke polisi setiba di Jakarta,” jelas TGB ke media beberapa waktu lalu.

Karena terus diumpat dengan kata-kata kasar bahkan dengan hinaan yang rasis dengan sebutan “Dasar Indo, dasar Indonesia, Dasar pribumi tiko”, yang belakangan diketahui TGB bahwa “tiko” adalah singkatan dari tikus kotor yang merupakan istilah penghinaan untuk pribumi Indonesia, maka TGB akhirnya melaporkan Steven ke polisi setelah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta.

“Di Polres bandara pun mereka masih mengintimidasi petugas. Teriak-teriak di dalam kantor sampai kemudian diusir keluar oleh seorang petugas. Setelah tahu (Gubernur) pun tak berkurang arogansinya. Saya membayangkan bagaimana mengenaskannya saudara-saudara kita yang kebetulan bekerja pada mereka,” kata TGB.

Di Polres Bandara Soekarno-Hatta akhirnya Steven, yang belakangan diketahui anak seorang pengusaha tersebut, membuat surat pernyataan maaf kepada TGB atas penghinaan yang telah ia lakukan. Surat permohonan maaf bermeterai itu ditandatangani Steven. Dalam surat itu, Steven mengakui melayangkan kata-kata kasar kepada TGB.

Sumber: Republika.co.id, seruji.co.id

Baca Juga