
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Genosida (pembantaian besar-besaran untuk pemusnahan etnis) yang saat ini tengah dialami Muslim Rohngya di Myanmar, memicu gelombang protes dan kecaman massa dari berbagai elemen yang menggelar aksi peduli Rohingya di bundaran Hotel Indonesia (HI) pada Ahad (3/9).
Berbagai kelompok di area Car Free Day (CFD) itu melakukan aksi teatrikal, orasi, penandatanganan petisi dan penggalangan dana, selain berdo’a bersama untuk keselamatan Muslim Rohingya.
Kecaman dan protes yang dilakukan oleh Massa, termasuk yang ke sekian kalinya diarahkan ke Myanmar. Meski demikian, hal itu seolah tak berpengaruh apa-apa bagi Myanmar.
Karena itu, Massa menuntut Pemerintah Indonesia untuk melakukan tekanan politik terhadap Myanmar, antara lain dengan mengusir Duta Besarnya di Jakarta. Dikatakan, pemerintah Myanmar harus membayar darah-darah Muslim Rohingya yang sudah mengalir.
“Usir Duta Besar Myanmar dari sini,” seru Anggota DPD RI, Fahira Idris yang hadir dan menyampaikan orasinya dalam aksi ini.
Selain itu, Fahira juga meminta, Myanmar dikeluarkan dari keanggotaan ASEAN, dan hal itu bisa dimotori Indonesia sebagai negara penggagas ASEAN.
“Myanmar harus dikeluarkan dari ASEAN oleh Indonesia sebagai motornya,” kata Fahira.
Hingga saat ini, kekerasan yang dialami oleh Muslim Rohingya belum juga berakhir. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan akibat kekerasan yang dialami etnis Rohingya itu, lebih dari 168.000 Warga Rohingya meninggalkan tanah kelahiran mereka di Myanmar sejak tahun 2012.
Pada Oktober 2016 lalu, tindakan kekerasan Militer memaksa sekitar 87.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. (Nizar Malisy/Salam-Online)