Terkait Gelombang Demonstrasi di Iran, 3.700 Orang Ditangkap
TEHERAN (SALAM-ONLINE): Sekitar 3.700 orang ditangkap di sejumlah kota di Iran terkait kerusuhan dan gelombang demonstrasi anti-pemerintah yang berlangsung di negara tersebut, lapor Aljazeera, Selasa (9/1/18) malam.
Anggota parlemen Iran Mahmoud Sadeghi mengumumkan angka resmi yang ditangkap, jauh lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, Kantor Berita ICANA yang dikelola negara melaporkan pada Selasa.
Pasukan keamanan dan intelijen yang berbeda menahan para pengunjuk rasa, sehingga sulit untuk mengetahui jumlah pastinya, kata Sadeghi.
Sekitar 1.000 orang sebelumnya dilaporkan telah ditangkap selama hampir satu pekan demonstrasi yang dimulai pada 28 Desember 2017 lalu.
Kekerasan pecah di berbagai kota, menyebabkan setidaknya 23 orang tewas, termasuk seorang polisi. Namun pihak oposisi di negara Republik Syiah itu mencatat setidaknya 50 orang dibunuh oleh pasukan keamanan.
Kerusuhan tersebut menyebar ke lebih dari 80 kota dan pedesaan akhir bulan lalu. Ribuan orang muda dan kelas pekerja Iran mengungkapkan kemarahan mereka terkait korupsi, pengangguran dan kesenjangan yang mendalam antara kaya dan miskin dalam demonstrasi anti-pemerintah terbesar sejak 2009.
Luapan Kemarahan juga diarahkan pada kebijakan luar negeri Iran dan pendanaannya untuk kelompok-kelompok milisi di Suriah, Lebanon dan Yaman.
Protes tersebut dimulai di Masyhad, kota terbesar kedua di Iran pada 28 Desember 2017 sebelum menyebar ke kota-kota lain.
Gubernur provinsi Masyhad di timur laut tersebut mengatakan bahwa 85 persen tahanan telah dibebaskan setelah menandatangani sebuah janji untuk tidak melakukan aksi lagi.
Otoritas Iran menuduh Amerika Serikat, “Israel” dan Arab Saudi terlibat sebagai pihak-pihak yang menghasut dan mendalangi demonstrasi anti-pemerintah ini.
Untuk mengurangi dampak dengan apa yang disebut “penghasutan” itu, Pemerintah Iran membatasi akses ke aplikasi media sosial seperti Instagram dan Telegram sebagai tindakan antisipasi dan pengamanan.
Kepala Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC), Jenderal Mohammad Ali Jafari, menyebut tanggal 3 Januari 2018 sebagai “akhir dari penghasutan”.
Selain itu puluhan ribu orang juga turut ambil bagian dalam demonstrasi pro-pemerintah untuk menunjukkan dukungan bagi kepemimpinan Iran saat ini. (S)
Sumber: Aljazeera