Mahathir Utamakan Kepentingan Nasional, Anwar Didukung Koalisi PH

Koalisi yang berkuasa mendukung saingan utama Mahathir, yaitu Anwar Ibrahim untuk posisi perdana menteri.

Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, bersaing

SALAM-ONLINE: Perdana Menteri sementara Malaysia Mahathir Mohammad pada Rabu (26/2/20) mengatakan akan membentuk pemerintah yang fokus melindungi kepentingan nasional negara itu.

“Jika diberi kesempatan, saya akan membangun pemerintahan yang tidak berpusat pada partai, tetapi lebih memprioritaskan kepentingan nasional,” katanya dalam pidato khusus untuk bangsa.

Mahathir, pemimpin terpilih tertua di dunia, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Senin (24/2), tetapi diangkat sebagai perdana menteri sementara oleh raja Malaysia.

Mahathir mengatakan dia sadar bahwa visinya untuk pemerintahan baru akan mendapat banyak kritik.

“Saya tidak mencari sesuatu yang akan menyenangkan banyak orang. Saya akan melakukan apa yang menurut saya terbaik untuk negara ini,” katanya dalam pidato singkat yang disiarkan televisi.

“Apakah itu benar atau salah, politik dan partai politik harus disisihkan untuk saat ini.”

Mahathir juga mengungkapkan alasan pengunduran dirinya, yaitu karena dia tidak dapat menerima Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) sebagai bagian dari pemerintah.

UMNO adalah partai oposisi terbesar Malaysia dan bagian dari koalisi Barisan Nasional (BN) yang memerintah negara itu selama beberapa dekade, tetapi kalah dalam pemilihan umum 2018.

“Saya menerima anggota UMNO yang meninggalkan partainya dan gabung ke partai lain. Tapi UMNO ingin gabung ke pemerintahan, saya akhirnya mengundurkan diri karena tak bisa menerima ini,” ujar Mahathir.

Baca Juga

“Sebab UMNO adalah pihak yang kalah dalam pemilihan umum.”

“Saya tidak bisa menerima ini, jadi saya mengundurkan diri.”

Anwar dapat nominasi untuk menduduki kursi perdana menteri

Mantan mitra koalisi Mahathir dan saingan utamanya, Anwar Ibrahim, pada Rabu (26/2) mengatakan koalisi Pakatan Harapan (PH) yang berkuasa telah mencalonkannya untuk jabatan perdana menteri.

Anwar, yang juga Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR), mengatakan keputusan itu dibuat setelah Mahathir menolak undangan pertemuan Dewan Presiden PH pada Selasa.

“Karena itu, dewan memutuskan bahwa calon perdana menteri adalah Anwar Ibrahim,” katanya, membacakan pernyataan di markas PKR di Petaling Jaya.

Anwar dan Mahathir telah bergabung untuk menggulingkan koalisi BN dari kekuasaan pada 2018.

Sebagai bagian dari perjanjian mereka berdua, Mahathir seharusnya menyerahkan jabatan perdana menteri ke Anwar setelah dua tahun memerintah. Tetapi pria berusia 94 tahun itu menolak tekanan untuk menetapkan tanggal penyerahan kursi perdana menteri yang dia janjikan kepada Anwar. (mus)

Anadolu Agency

Baca Juga