SALAM-ONLINE.COM: Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015, Prof Dr HM Din Syamsuddin, MA mengatakan, peristiwa penembakan terhadap laskar Front Pembela Islam (FPI) merupakan suatu kezaliman yang besar dan nyata.
Din menegaskan hal ini dalam diskusi daring yang digelar Dewan Tafkir PP Persatuan Islam (Persis) bertemakan ‘Insiden Penembakan Terhadap Laskar FPI’ pada Ahad (13/12/2020).
“Saya ingin garis bawahi topik hari ini, ‘Insiden Penembakan Laskar FPI’, apa yang terjadi itu bukan hanya insiden, tapi sudah sampai kepada tragedi atau ada yang lebih tinggi daripada itu, bukan hanya musibah, tapi kezaliman yang besar dan nyata,” kata mantan Ketua Umum MUI ini seperti dilansir Republika.co.id, Ahad (13/12).
Dia mengatakan, tragedi yang diawali di kilometer 50 tol Jakarta-Cikampek itu merupakan pembunuhan yang melampaui batas. Di samping itu, ia juga menilai peristiwa tersebut sebagai pelangggaran HAM berat. Din mengecam dengan keras kejadian itu, siapa pun yang menjadi korbannya.
“Kita bersikap mengecam keras siapa pun korban, dari organisasi mana pun, dan bahkan jika korban adalah anak-anak manusia berbeda agama dengan kita, kelompok mana pun, dan pelaku siapa pun, apa lagi aparat negara,” ucap Ketua Dewan Pertimbangan MUI Periode 2015-2020 ini.
Din mengatakan, peristiwa penembakan terhadap enam laskar FPI itu harus diusut dengan tuntas. Tidak boleh dibiarkan dengan begitu saja. Sebab jika dibiarkan, dikhawatirkan hal ini dapat terulang kembali. Dia mengatakan, kezaliman harus dihentikan.
“Harus ada pencegahan, koalisi orang bijak, orang waras terutama kita umat Islam untuk tidak berhenti melakukan amar ma’ruf nahi munkar,” tegas Din.
Sementara itu, Ketua Umum Persis, KH Aceng Zakaria mengatakan, terdapat empat pilar dalam ketahanan negara, salah satunya adalah menjaga para ulama. Dia mengatakan dalam kesempatan ini ia tidak akan membahas mengenai masalah hukum, melainkan terkait dengan empat pilar ketahanan suatu negara. Menurut Aceng, empat pilar tersebut harus dijaga dalam suatu negara.
“Empat pilar ketahanan negara menurut Nabi untuk dijadikan pedoman bangsa Indonesia, khususnya para tokoh. Dalam hadits disebutkan, tegaknya dunia (negara) dengan empat unsur. Pertama adalah dengan ilmunya ulama, yang kedua dengan sikap adilnya penguasa, ketiga kedermawanan para aghniya dan keempat kejujuran para pegawai, para pengusaha,” kata Kiai Aceng Zakaria. (ROL)