“Tak Ada Kaitannya Pemimpin Khilafatul Muslimin dengan Ponpes Al Mukmin Ngruki”

Dari kanan: Ust Abdurrahman (Wakil Direktur Ponpes Al Mukmin Ngruki), Ust Yahya Abdurrahman (Direktur), Ust Muchshon (Humas) dan Ust Endro Sudarsono (Staf Humas) saat jumpa pers, Rabu (8/6/2022)

SALAM-ONLINE.COM: Pondok Pesantren (Ponpes) Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo, Jawa Tengah mengklarifikasi berita dikaitkannya pimpinan tertinggi Khilafatul Muslimin Abdul Qadir Hasan Baraja dengan Ponpes tersebut.

Seperti diberitakan, Abdul Qadir Hasan Baraja ditangkap polisi pada Selasa (7/6/2022) di Lampung.

Direktur Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen R Ahmad Nurwakhid menyebut Abdul Qadir Hasan Baraja sebagai mantan anggota NII. Dia juga disebut sebagai salah seorang pendiri Ponpes Al Mukmin, Ngruki, bersama Abu Bakar Ba’asyir (ABB).

“Baraja telah mengalami dua kali penahanan. Pertama, pada Januari 1979 berhubungan dengan teror Warman, ditahan selama tiga tahun. Kemudian ditangkap dan ditahan kembali selama 13 tahun, berhubungan dengan kasus bom di Jawa Timur dan Borobudur pada awal tahun 1985,” kata Ahmad Nurwakhid.

Sehubungan dengan berita tersebut, Direktur Ponpes Al Mukmin Ngruki Ustadz Yahya Abdurrahman, mengklarifikasi sekaligus membantah berita tersebut.

“Salah satu Pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki bernama Abdullah Baraja, bukan Abdul Qadir Hasan Baraja,” kata Ustadz Yahya Abdurrahman dalam jumpa pers di Ponpes Al Mukmin Ngruki, Cemani, Grogol, Sukoharjo, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Ustadz Yahya juga menjelaskan bahwa Abdullah Baraja sudah meninggal dunia pada tahun 2007.

“Tidak ada kaitan antara Abdullah Baraja Pendiri Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki dengan NII maupun dengan organisasi Khilafatul Muslimin. Dan tidak ada kaitan antara Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dengan organisasi Khilafatul Muslimin,” terangnya.

Karena itu, kata Ustadz Yahya, pihaknya meminta kepada Direktur BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid untuk meralat dan mencabut pernyataan di media, atas beredarnya berita yang mengaitkan antara penangkapan Abdul Qadir Hasan Baraja dengan Pondok Pesantren Al Mukmin Ngruki.

Ustadz Yahya juga meminta agar BNPT mengevaluasi akurasi data, sehingga kekeliruan tersebut tidak terulang lagi di kemudian hari.

“Untuk menghindari hal-hal yang berpotensi membuat gaduh dan polemik di masyarakat maupun di media sosial,” demikian klarifikasi yang disampaikan Pimpinan Ponpes Al Mukmin Ngruki, Ustadz Yahya Abdurrahman.

Staf Humas Ponpes Al Mukmin Ngruki, Endro Sudarsono, mengatakan bahwa pihaknya juga telah mengirimkan Surat Klarifikasi terkait dengan pemberitaan tersebut kepada Direktur BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid. (S)

Baca Juga