Uni Eropa Akan Cabut Sanksi terhadap Suriah dengan Syarat

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Kaya Kallas

SALAM-ONLINE.COM: Para menteri luar negeri Uni Eropa akan membahas pelonggaran sanksi terhadap Suriah selama pertemuan di Brussels pada 27 Januari mendatang

Uni Eropa telah meminta negara-negara anggotanya untuk menangguhkan sementara sanksi terhadap Suriah di berbagai bidang seperti transportasi, energi dan perbankan, menurut sebuah makalah yang dikutip oleh Reuters.

Para pemimpin Eropa mulai menilai kembali kebijakan mereka terhadap Suriah setelah penggulingan terhadap Basyar al-Asad oleh kelompok pejuang Hay’at Tahrir al-Syam (HTS).

Dokumen tersebut, yang ditandatangani oleh Jerman, Prancis, Belanda, Spanyol, Finlandia dan Denmark, mengatakan bahwa Uni Eropa harus segera mulai menyesuaikan sanksi.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaya Kallas mengungkapkan pada Ahad (12/1/2025) di Riyadh bahwa para menteri luar negeri Uni Eropa akan bertemu di Brussels pada 27 Januari mendatangi untuk membahas pelonggaran sanksi terhadap Suriah.

Kallas mengatakan pertemuan itu bertujuan untuk memutuskan cara-cara meringankan sanksi, sambil mencatat bahwa keputusan Eropa akan bergantung pada pendekatan pemerintahan baru Suriah.

Baca Juga

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, Senin (13/1) mengusulkan penerapan “pendekatan cerdas” terhadap sanksi Barat terhadap Suriah di era rezim Asad dengan mencatat bahwa Jerman akan memberikan tambahan 50 juta euro kepada Damaskus untuk membantu menyediakan makanan, tempat penampungan darurat, dan perawatan medis.

Baerbock mengatakan bahwa Jerman memimpin perundingan di Uni Eropa mengenai pelonggaran (peringanan) sanksi yang dijatuhkan selama rezim Asad berkuasa, sebagai bagian dari upaya membantu rakyat Suriah. Ia menekankan bahwa pencabutan sanksi terhadap Suriah tergantung pada perilaku pemerintah Suriah yang baru, dan pembentukan pemerintahan yang mencakup semua golongan, dengan tetap memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

Pernyataan Baerbock muncul lebih dari seminggu setelah kunjungannya ke Damaskus dan pertemuannya dengan kepala pemerintahan baru Suriah, Ahmad al-Sharaa, dalam sebuah langkah yang bertujuan memfasilitasi proses pelonggaran sanksi dan memberikan dukungan kemanusiaan ke Suriah.

Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi menggelar pertemuan Arab dan internasional yang didedikasikan untuk membahas situasi di Suriah, pada Ahad, 12 Januari, di Ibu Kota Riyadh, dengan tujuan menciptakan stabilitas di Suriah setelah jatuhnya rezim Asad.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh para menteri luar negeri Turki, Suriah dan negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk, ditambah perwakilan dari Irak, Lebanon, Yordania, Mesir, Inggris, Jerman, Amerika Serikat dan Italia pada tingkat Wakil Menteri Luar Negeri dan utusan PBB. (ah)

Sumber : shaam.org, Reuters 

Baca Juga