Menteri Pertahanan Penjajah Ancam Caplok Sebagian Wilayah Gaza
SALAM-ONLINE.COM:: Menteri Pertahanan Zionis penjajah, Israel Katz, pada Jumat (21/3/2025) menyatakan bahwa ia memerintahkan tentara “Israel” untuk merebut sebagian wilayah Gaza, kecuali Hamas membebaskan para sandera yang ditawan di wilayah Palestina itu.
Ancaman Katz muncul saat pasukan penjajah melancarkan serangan baru pada Selasa (18/3) dini hari. Serangan tiba-tiba itu menghancurkan ketenangan yang relatif sejak diberlakukannya gencatan senjata pada 19 Januari.
Sumber Palestina yang dekat dengan perundingan gencatan senjata mengatakan kepada AFP pada Jumat (21/3) malam bahwa Hamas telah menerima proposal dari mediator Mesir dan Qatar untuk menegakkan kembali gencatan senjata dan menukar sandera dengan tahanan Palestina “sesuai dengan jadwal yang akan disepakati”.
Sumber tersebut mengatakan bahwa proposal tersebut “termasuk masuknya bantuan kemanusiaan” ke Gaza, yang telah diblokir oleh “Israel” sejak 2 Maret lalu.
Zionis penjajah melanjutkan serangan intensif di Gaza pada Selasa (18/3), dengan dalih kebuntuan dalam negosiasi.
Badan pertahanan sipil Gaza mengatakan serangan “Israel” berikutnya pada Jumat (21/3) menewaskan 11 orang, kemudian tiga lainnya dalam serangan sebelum fajar dan delapan orang pada siang hari.
Sebelumnya pada Kamis dilaporkan jumlah korban jiwa sebanyak 504 (kini sudah mrlampaui 600 lebih) sejak serangan biadab itu dimulai kembali.
Dalam sebuah pernyataan pada Jumat, Katz mengatakan, “Saya memerintahkan (tentara) untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza… Semakin Hamas menolak membebaskan para sandera, semakin banyak wilayah yang akan hilang, yang akan dianeksasi oleh Israel.”
Jika Hamas tidak mematuhinya, Katz juga mengancam: akan memperluas zona penyangga di sekitar Gaza untuk melindungi wilayah penduduk sipil “Israel” dan tentara dengan menerapkan pendudukan permanen “Israel” di wilayah tersebut.
Dimulainya kembali operasi militer berskala besar oleh “Israel”, yang dikoordinasikan dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, menuai kecaman luas.
Dalam pernyataan bersama pada Jumat malam, menteri luar negeri Jerman, Prancis dan Inggris menyerukan agar gencatan senjata Gaza segera dikembalikan, dengan menyebut serangan baru tersebut sebagai “langkah mundur yang dramatis”.
Kementerian luar negeri Turki mengutuk apa yang disebutnya sebagai serangan “disengaja” oleh “Israel” terhadap rumah sakit yang dibangun Turki di Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Gaza mengutuk kejahatan keji yang dilakukan oleh pendudukan/penjajahan “Israel” dalam pengeboman Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, yang disebutnya sebagai satu-satunya rumah sakit untuk perawatan pasien kanker di Jalur Gaza.
Kementerian itu juga mengatakan pasukan “Israel” telah menggunakan rumah sakit tersebut sebagai pangkalan bagi pasukannya selama periode pendudukannya yang disebut poros Netzarim.
Sementara Presiden penjajah Isaac Herzog menyatakan kekhawatirannya tentang tindakan pemerintahnya tersebut. Herzog mengatakan pada Kamis, “Tidak terpikirkan untuk melanjutkan pertempuran sambil tetap menjalankan misi suci untuk membawa pulang para sandera kami.”
Ribuan pengunjuk rasa telah berunjuk rasa di Yerusalem dalam beberapa hari terakhir. Mereka menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melanjutkan operasi militer tanpa memperhatikan keselamatan para sandera.
Dari 251 sandera yang ditangkap selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, 58 orang masih ditahan oleh Hamas, termasuk 34 orang yang menurut militer “Israel” telah tewas. (mus)