Pertemuan Utusan AS dengan Hamas ‘Satu Kali’, Belum Buahkan Hasil
Menlu AS Marco RubioSALAM-ONLINE.COM: Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengatakan bahwa pertemuan utusan Presiden Donald Trump Adam Boehler dengan kelompok Palestina Hamas adalah “situasi yang hanya terjadi sekali saja”.
“Ya, itu adalah situasi yang terjadi satu kali saja di mana utusan khusus kami untuk para sandera, yang tugasnya adalah membebaskan orang-orang, memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan seseorang yang memiliki kendali (atas Hamas) dan diberi izin serta didorong untuk melakukannya. Dia melakukannya,” kata Rubio kepada wartawan, Senin (10/3/2025).
“Sampai saat ini, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Bukan berarti dia salah dalam mencoba, namun kendaraan utama kami untuk negosiasi di bidang ini akan terus berlanjut (utusan khusus Trump untuk Timur Tengah) Tuan (Steve) Witkoff dan pekerjaan yang dia lakukan melalui Qatar,” lanjutnya, dikutip dari Anadolu, Selasa.
Dia mengulangi seruannya kepada Hamas untuk membebaskan semua sandera.
Boehler, dalam serangkaian wawancara dengan saluran televisi “Israel” dan AS pada hari Ahad mengatakan dia berbicara langsung dengan Hamas i kembalinya semua sandera “Israel”, termasuk mereka yang mengenamemiliki kewarganegaraan Amerika.
Rubio mengatakan Boehler “luar biasa” atas apa yang dilakukannya dan telah meraih “kesuksesan luar biasa” dalam membebaskan orang-orang di seluruh dunia.
Pernyataannya disampaikan dalam perjalanan ke Arab Saudi, di mana pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina akan berlangsung pada Selasa untuk membahas cara-cara mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu berupaya memperpanjang tahap pertama pertukaran tahanan untuk menjamin pembebasan lebih banyak tawanan “Israel” tanpa memenuhi kewajiban militer atau kemanusiaan yang diuraikan dalam perjanjian tersebut, sehingga memenuhi tuntutan kelompok garis keras di pemerintahannya.
Namun Hamas menolak pendekatan ini. Kelompok perlawanan Palestina itu mengatakan bahwa “Israel” harus mematuhi ketentuan gencatan senjata. Hamas mendesak mediator untuk mendorong negosiasi segera pada tahap kedua, yang mencakup penarikan penuh “Israel” dan diakhirinya perang.
Kesepakatan gencatan senjata telah berlaku sejak Januari, yaitu menghentikan perang genosida “Israel” di Gaza, yang telah menewaskan hampir 48.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan meninggalkan wilayah kantong tersebut dalam kehancuran. (IS)