Suriah Tolak Tawaran AS untuk Menormalisasi Hubungan dengan ‘Israel’

SALAM-ONLINE.COM: Pemerintah Suriah Menulis surat kepada Amerika Serikat yang intinya menolak tawaran untuk menormalisasi hubungan dengan zionis penjajah/”Israel”.
Sebelumnya Suriah masih mempertimbangkan tawaran itu jika memenuhi syarat yang ditetapkan. Jika Suriah berminat dengan “Perjanjian Abraham” maka dengan sendirinya negara yang baru bebas dari rezim Assad itu akan bergabung dengan AS, “Israel”, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
“Perjanjian Abraham”, adalah pernyataan Bersama antara “Israel”, Uni Emirat Arab dan AS yang disepakati pada 13 Agustus 2020. Selanjutnya istilah tersebut digunakan secara kolektif merujuk kepada perjanjian antara “Israel” dan Uni Emirat Arab, yaitu perjanjian normalisasi antara “Israel” dengan Uni Emirat Arab, dan berikutnya Bahrain (perjanjian normalisasi Bahrain – “Israel”).
Pernyataan tersebut menandai normalisasi hubungan publik pertama antara sebuah negara Arab dengan “Israel” — yang sebelumnya telah dilakukan Mesir pada 1979 dan Yordania (1994).
Suriah sendiri akhirnya menyatakan menolak tawaran itu. Syria TV seperti dikutip i24NEWS, Senin (28/4/2025) melaporkan pada Ahad (27/4) malam bahwa pemerintah Suriah telah menulis surat kepada AS. Isi surat tersebut adalah penolakan untuk bergabung dengan negara lain dalam menormalisasi hubungan dengan “Israel”. Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa menyatakan bahwa “Israel” menduduki tanahnya — ini bahasa diplomatis untuk penolakan tersebut.
Sumber-sumber mengatakan kepada saluran Suriah tersebut bahwa pemerintah Suriah mencatat: “Perjanjian Abraham” hanya berlaku untuk “negara-negara yang tanahnya tidak diduduki ‘Israel’, dan oleh karena itu Suriah tidak dapat menjadi bagian dari mereka.”
Dengan demikian, Suriah menolak membuka ataupun menormalisasi hubungannya dengan “Israel”.
Kendati demikian, pemerintah Suriah dalam surat tersebut menegaskan tekadnya untuk terus maju dalam membangun hubungan dengan negara yang tidak ingin menjadi ancaman bagi siapa pun. Laporan tersebut mencatat bahwa isu utama yang diangkat oleh AS adalah pasukan militer asing di wilayah Suriah. AS menuntut penarikan pasukan tersebut.
Anggota DPR dari Partai Republik bertemu dengan Ahmad al-Sharaa
Anggota Kongres AS Cory Mills mengunjungi Damaskus pekan lalu. Mills mengadakan pembicaraan dengan Presiden Suriah Ahmad Al-Sharaa terkait perdamaian antara Suriah dengan “Israel”, serta pencabutan sanksi terhadap negara tersebut.
Menurut Mills, al-Sharaa mengatakan, Suriah tertarik untuk bergabung dengan “Perjanjian Abraham” dengan “kondisi yang tepat”.
Anggota Kongres Merlin Statzman juga mengunjungi negara tersebut. Dalam wawancara eksklusif dengan i24NEWS, ia menyampaikan pesannya terhadap Al-Sharaa untuk berdamai dengan “Israel”.Tuntutan Al-Sharaa adalah supaya penjajah itu berhenti menyerang wilayah Suriah dan agar Suriah tetap bersatu.
Tuntutan lain, yang mungkin berat bagi “Israel” adalah pengaturan mengenai penarikan pasukan zionis penjajah dari wilayah Suriah di Hermon dan wilayah lain seperti Dataran Tinggi Golan. (mus)