Turki Tolak Pernyataan ‘Menjijikkan’ Menteri Penjajah
SALAM-ONLINE.COM: Türki mengecam keras Menteri Luar Negeri penjajah (Zionis), Gideon Saar, atas apa yang disebutnya sebagai pernyataan “keterlaluan”.
“Kami dengan tegas menolak pernyataan keterlaluan yang dibuat oleh Menteri Luar Negerinya Netanyahu,” kata Kementerian Luar Negeri Turki dalam sebuah pernyataan tertulis yang dilansir Dailysabah, Ahad (30/3/2025).
Dalam sebuah postingan yang ditulis dalam bahasa Turki di X, Ahad (30/3), Saar menuduh Presiden Erdoğan sebagai “anti-Semit” dan “ancaman bagi kawasan”. Ia mendesak sekutu NATO untuk “menyadari fakta ini segera.
“Tuduhan yang tidak sopan dan tidak berdasar ini adalah bagian dari upaya untuk menutupi kejahatan yang dilakukan oleh Netanyahu dan rekan-rekannya,” kata Kemenlu Turki seperti dilansir Dailysabah, Senin (31/3).
Turki telah menjadi pendukung setia perjuangan Palestina dan pengkritik keras serangan “Israel” di Jalur Gaza, yang merupakan genosida.
Erdogan telah mencap Perdana Menteri penjajah Benjamin Netanyahu sebagai “Penjagal Gaza”. Pemerintah Turki menangguhkan perdagangan dengan ‘Israel” tahun lalu.
Kementerian tersebut mengatakan pernyataan Saar menambah kekhawatirannya bahwa “Israel” akan mempercepat kebijakan genosida di Gaza dan mengintensifkan tindakannya yang bertujuan untuk mengganggu stabilitas negara-negara lain di kawasan tersebut.
“Upaya propaganda pejabat ‘Israel’ (penjajah) tidak akan pernah melemahkan komitmen Turki yang teguh untuk menyuarakan kebenaran,” katanya.
“Kami akan terus mendukung warga sipil tak bersalah yang menjadi sasaran ‘Israel’ dan membela hak-hak mereka.”
Pernyataan Saar juga menuai reaksi keras dari pejabat Turki lainnya.
Direktur Komunikasi Fahrettin Altun pada hari Senin mengecam komentar Saar.
“Lebih baik menyimpan ‘hasbara’-nya yang tercela untuk dirinya sendiri,” tegasnya.
“Mesin propaganda ‘Israel’ menuduh siapa pun yang mengkritik kebijakan genosida mereka dengan tuduhan antisemitisme. Mereka menakut-nakuti media Barat agar mematuhi dan menciptakan persetujuan atas upaya pembersihan etnis mereka di Palestina. Mereka mungkin berhasil sampai batas tertentu, tetapi masyarakat internasional mengetahui kebenarannya,” tulisnya di akun X.
Ia mengatakan bahwa Erdogan telah mengecam kebencian dalam segala bentuknya – baik itu antisemitisme, rasisme, xenofobia, atau Islamofobia.
Menurut Altun, sangat sedikit pemimpin yang dapat mengklaim konsisten dalam hal ini.
“Jika ‘Israel’ ingin kita berhenti mengkritik kebijakan mereka, solusinya sederhana: hentikan genosida, pertumpahan darah, dan pendudukan/penjajahan, ketidakadilan dan kejahatan perang yang mereka lakukan,” tulis Altun.
Wakil Presiden Cevdet Yılmaz berpendapat bahwa pernyataan menteri penjajah itu “disebabkan oleh rasa takut mereka terhadap kebenaran yang diungkapkan dengan lantang”.
“Peradaban kita tidak pernah anti-Semit. Mereka yang mencari anti-Semitisme harus melihat sejarah Eropa. Menolak kebijakan pendudukan, genosida, dan pembersihan etnis rezim Netanyahu (penjajah) bukanlah anti-Semitisme,” kata Yılmaz dalam sebuah postingan di X, Senin (31/3).
“Mereka ingin dunia tetap bungkam, sementara anak-anak dibunuh, seluruh masyarakat dihancurkan dan diusir dari tanah air mereka,” kata Yılmaz.
Aliansi Kemanusiaan, termasuk orang-orang Yahudi yang menolak kekerasan ini, akan mengalahkan propaganda buruk mereka dan keadilan akan ditegakkan.
Menteri Kehakiman Yılmaz Tunç juga menolak pernyataan Saar sebagai “tidak dapat diterima.”
“Pejabat ‘Israel’ yang telah melakukan kejahatan genosida dengan membantai lebih dari 50.000 orang tak bersalah di Gaza dan menjadi sasaran surat perintah penangkapan oleh pengadilan internasional, tidak dapat menutupi kejahatan mereka terhadap kemanusiaan dengan pernyataan memalukan mereka,” kata Tunç.
Sementara itu, Ömer Çelik, juru bicara Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) yang berkuasa di bawah Erdoğan, mengatakan pernyataan Saar tentang Erdoğan “batal demi hukum”.
“Presiden Erdogan adalah sosok yang paling lantang menyuarakan aspirasi kemanusiaan di garis depan dalam melawan jaringan pembantaian ini. Itulah sebabnya mereka menargetkan presiden kami,” ungkapnya. (is)