Duh, Si Pembuat Film Penista Nabi, Nakoula ‘Sam Bacile’ Besseley, Dilepas Polisi, Mengapa?
LOS ANGELES (salam-online.com): Nakoula Besseley, yang diduga terlibat pembuatan film anti-Islam, Innocence of Muslims, kini telah kembali ke kediamannya di California Selatan.
Polisi urung menahan Besseley. Juru bicara Departemen Los Angeles County, Sheriff Steve Whitmore, mengatakan Besseley bukanlah orang yang mereka cari, tapi sutradara film, Sam Bacile. Duh!
Kepada media massa dan polisi, Besseley mengaku sebagai manajer logistik.
Dengan mengunggah video Innocence of Muslims ke YouTube, petugas pun mengulik kemungkinan pria 55 tahun itu melanggar ketentuan lima tahun masa percobaannya.
“Dia juga terbukti bersalah memiliki dan akan memproduksi sabu-sabu pada 1997,” kata juru bicara Los Angeles County District Attorney, Sandi Gibbons, di NBC NEWS.
Nakoula Besseley pernah dihukum penjara selama 21 bulan. Ia terlibat konspirasi penipuan perbankan pada 2009. Dalam perkara itu, Besseley dan pelaku lainnya menggunakan identitas dan nomor jaminan sosial nasabah bank di Welss Fagro.
Dengan identitas itu, Besseley menarik duit sebesar USD 860 atau Rp 8,1 juta dari cabang bank di Cerritos, Artesia, dan Norwalk. Menurut jaksa, Besseley terbukti menggunakan identitas kerabatnya untuk membuka 600 rekening kredit.
Meski jaksa meminta Besseley dihukum lama, nyatanya ia dibebaskan lebih awal. Besseley kembali ke masyarakat dengan ketentuan bebas bersyarat selama lima tahun.
Dalam masa itu, Besseley dilarang menggunakan komputer ataupun internet. Bila ia terbukti bersalah, pengadilan bisa kembali menyeret Besseley ke penjara.
Tapi polisi juga mengaku sulit menjerat Besseley. Sebab, menurut Reuters, sejumlah pejabat Amerika menyatakan, polisi tak bakal menyelidiki proyek film Innocence of Muslims, meski film anti-Islam itu telah menimbulkan kekerasan di beberapa negara. Parah!
Alasan mereka, memproduksi sebuah film bukanlah kejahatan di Amerika. Negeri Abang Sam itu memiliki undang-undang kebebasan berbicara dan berpendapat.
Di negara berpenduduk mayoritas Islam, film Innocence of Muslims telah memicu protes keras. Penyebabnya, film itu mendiskreditkan Nabi Muhammad saw.
Di Libya, masyarakat menentang keras film Bacile ini. Mereka menembakkan peluncur granat ke gedung Kedutaan Amerika di Libya, dari lahan pertanian.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga anggota kedutaan tewas akibat serangan roket ke konsulat AS di Kota Benghazi, pada Selasa malam, 11 September 2012.
Jika polisi melepas kembali Nakoula, dengan dalih dia bukan Sam Balice yang dicari, lha, bukankah si Sam Balice itu memang nama samaran? Jadi, ini dalih saja.
Sampai kapan pun tak ketemu sosok Sam Balice yang dimaksud, lantaran itu adalah nama palsu. Nama palsunya si Nakoula?
Dengan begini, kemarahan umat Islam di berbagai penjuru dunia terus berlangsung sampai si penista Islam dan Rasulullah itu ditangkap dan diadili!
Benarkah si Nakoula alias Sam Bacile ini memang diplot untuk sebuah “proyek”? Atau sebenarnya memang bukan si Nakoula ini pelakunya? Dan, yang sesungguhnya tetap ditutupi untuk tujuan tertentu, sebagaimana dugaan sejumlah analis? (tempo.co/salam-online.com)