Amuk di Rakhine Lahirkan 22.000 Pengungsi Baru

Ribuan Muslim Rohingya kembali mencari tempat pengungsian

MYANMAR (SALAM-ONLINE.COM): Lebih dari 22.000 orang, sebagian besar umat Islam, terlantar di Myanmar barat. Demikian pernyataan PBB yang dikeluarkan setelah gelombang kekerasan dan pembakaran terbaru menewaskan puluhan orang.

Seluruh permukiman dibakar dalam amuk etnis Rakhine di negara bagian Rakhine. Tempat 75.000 orang pengungsi jadi penuh sesak..

Kepala perwakilan PBB di Yangon, Ashok Nigam mengatakan pemerintah memperkirakan Ahad pagi (28/10/2012) ada 22.587 orang terlantar dan 4.665 rumah dibakar dalam pertumpahan darah terbaru, pekan ini.

“Kami mengatakan ini adalah perkiraan terbaru dan kami memperkirakan kemungkinan jumlah itu akan bertambah,” katanya kepada AFP. Ia  menambahkan 21.700 orang yang kehilangan tempat tinggal adalah warga Rohingya yang Muslim.

“Ini adalah orang-orang yang rumahnya dibakar, mereka masih berada di lokasi yang sama,” kata Nigam lagi. Menurutnya, ribuan orang lagi bergerak menuju ibu kota negara bagian itu. Rusuh terbaru itu menewaskan lebih dari 80 orang, kata seorang pejabat pemerintah.

Di Mindya, salah satu dari delapan kotapraja-kotapraja yang terkena dampak rusuh, seorang perwira senior polisi mengatakan kepada AFP bahwa lebih dari 4.000 orang, sebagian besar warga Muslim Rohingya kehilangan tempat tinggal setelah ratusan properti di enam desa dibakar.

Baca Juga

“Sejumlah korban masih menumpang di rumah-rumah keluarga mereka, sejumlah lainnya di kamp-kamp sementara, mereka ada yang tinggal dekat daerah-daerah yang dibakar,” katanya.  Ia menambahkan bahwa kehadiran aparat keamanan yang banyak, dapat mencegah terjadi rusuh lebih lanjut.

Ashok Nigam, yang baru saja pulang dari kunjungan ke daerah itu, mengatakan PBB prihatin atas kemungkinan meluasnya kerusakan. Ia mengatakan PBB telah mulai memobilisasi untuk mengangkut pangan dan membangun tempat penampungan bagi masyarakat yang mengungsi.

Perahu-perahu motor yang membawa pengungsi tiba di Sittwe mencari tempat penampungan di kamp-kamp di pinggiran kota itu yang sudah dipadati warga Rohingya setelah kerusuhan Juni 2012 lalu.

Juru bicara pemerintah Rakhine Hla Thin Sabtu (27/10/2012) mengatakan, sekitar 6.000 orang telah tiba di Sittwe. Ini merupakan tantangan pihak berwenang lokal yang sedang mencari tempat penampungan bagi mereka ke daerah lain.

Warga Rohingya yang berjumlah 800.000 orang di Myanmar dianggap pemerintah sebagai imigran ilegal. Mereka menghadapi diskiriminasi yang menyebabkan mereka terasing dari warga Buddha.

Kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) yang bermarkas di New York, Sabtu, menyiarkan gambar satelit yang menunjukkan “kehancuran rumah-rumah yang luas dan properti lainnya”. (antara)

Baca Juga