
JAKARTA (SALAM-ONLINE): Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) membantah dua anggotanya ditangkap terkait dengan dugaan melindungi penembak polisi di Poso, Sulawesi Tengah.
Menurut Jubir JAT Son Hadi, dalam rilis persnya, Ahad (30/12/2012), anggota JAT sama sekali tak terlibat dalam pembunuhan anggota Brimob di poso belum lama ini. “Dua orang tersebut bukan anggota JAT,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Mabes Polri mengungkap dua anggota JAT, S alias L, dan R, ditangkap pada Sabtu (29/12/2012) kemarin dengan dugaan menyembunyikan pelaku penembakan/pembunuhan yang menewaskan 4 anggota Brimob di Poso, Kamis (20/12/2012) lalu. “Mereka adalah anggota JAT,” kata Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Suhardi Aliyus.
Menurut Son Hadi, berdasarkan informasi yang diterimanya, yang ditangkap Mabes Polri itu bernama Latief. “Latief bukanlah anggota JAT,” ujarnya.
Son Hadi menyatakan keberatan dengan tuduhan demi tuduhan yang terus ditimpakan kepada JAT. Ia menduga ada upaya sistematis untuk mengkriminalisasi JAT.
Ia mengungkap, upaya sistematis mengkriminalisasi JAT di Poso itu dimulai dari pernyataan Kepala BIN sehari setelah ditemukannya dua mayat polisi di Tamanjeka, Poso (16/10/2012). “Kepala BIN dengan jelas menyebut pelakunya adalah JAT,” kata Son Hadi.
Berikutnya, teror demi teror terus diarahkan kepada simpatisan JAT di Poso. Teror itu, menurutnya, menyebabkan para simpatisan JAT tak berani keluar rumah.
Son Hadi juga menyoal kebijakan Polri yang selalu membawa terduga “teroris” Poso ke Jakarta. Ia menduga, ini sebagai upaya memutus mata rantai TKP yang menjadi unsur terpenting dalam penyidikan.
“Hal ini patut diduga sebagai ‘rekayasa kasus’ untuk menyempurnakan skenario mereka yang berujung pada kriminalisasi JAT,” ungkapnya. (salam-online)