Politisi Kanada: Kami Siap Bantu Umat Islam Lawan Islamofobia
TORONTO SALAM-ONLINE): Politisi Kanada, Justin Trudeau meminta masyarakat Kanada lebih menghargai umat Islam. Sebab, umat Islam merupakan bagian dari dari keberagaman Kanada.
“Kanada adalah tempat yang terbuka bagi semua, kelas menengah yang luas dan beragam. Semua orang dengan harapan dan tantangan datang bersama untuk menemukan persamaan,” ungkap Trudeau di hadapan 20 ribu peserta konvensi Reviving the Islamic Spirit (RIS), seperti dikutip onislam.net, Rabu (26/12/2012).
Menurut Trudeau, serangan kebencian yang masih terjadi tidak perlu membuat khawatir komunitas Muslim. Itu karena, Kanada akan mendukung setiap usaha untuk mengatasi masalah Islamofobia.
“Anda sekalian perlu mengetahui bahwa kami siap membantu,” katanya. Bantuan itu, lanjut Trudeau, bukanlah mimpi.
Saat ini, Kanada telah memelihara toleransi dengan baik. Satu hal yang mungkin sulit dicapai negara Barat lainnya. “Jadi, mari kita bicara tentang penerimaan, pengertian, rasa hormat dan persahabatan,” ucapnya.
Direktur RIS Fouzan Khan mengatakan, sangat disayangkan apabila masih terjadi serangan islamofobia. Termasuk, serangan baru-baru ini yang bertujuan menggagalkan konvensi RIS.
“Sangat disayangkan. Serangan itu ada. Ini mengingat banyak hal yang telah dilakukan oleh RIS,” ujarnya.
Selama satu dekade terakhir, RIS telah menjadi wadah utama dari para pemikir dunia untuk membahas masalah umat Islam di Barat. Konsistensi itu terus dijaga. Pada tahun ini misalnya, konvensi RIS mengambil narasi “Cahaya Ilahi untuk Kebenaran: Cahaya Nabi Muhammad Shallallahu “alaihi Wasallam di Tengah Kehidupan Modern”.
Hadir dalam konvensi itu, Syaikh Abdallah Bin Bayyah, Karen Armstrong, dan Dr Seyyed Hossein Nashr. Juga hadir mufti besar Bosnia Mustafa Ceric, ulama Habib Ali Al-Jifri, Tariq Ramadan, pendeta Koptik Mesir Amr Khaled, Dr Aisha al-Adawiyya, Dr Tawfique Chowdhury, Yasmin Mogahed, dan Edina Lekovic.
Juru bicara RIS, Farhia Ahmed mengatakan, konvensi ini selalu berbicara tentang promosi perdamaian dan toleransi. “Apa yang telah dibahas dalam RIS telah melahirkan satu pemahaman yang baik tentang Islam dalam konteks modern. Pada gilirannya, ini akan membantu umat Islam dari generasi kedua dan ketiga untuk memberikan kontribusi,” ujarnya. (ROL)