JAKARTA (SALAM-ONLINE): Kehadiran Duta Besar Amerika Serikat (AS) Scott Marciel dalam acara dzikir akbar dan peringatan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di lapangan Monas, yang digelar Majelis Rasulullah, Kamis (24/1/2013) mengundang banyak tanya dari sementara kalangan, terutama dari cendekiawan dan aktivis Islam.
Salah satu tanda tanya itu disampaikan oleh Ketua Dewan Syura Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) 98, H Syahganda Nainggolan. Syahganda mengingatkan bahwa peringatan Maulid Nabi dan dzikir adalah kegiatan internal umat Islam.
“Sehingga yang hadir adalah umat Islam yang ingin berdzikir,” kata Syahganda, yang juga Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle, seperti dikutip rakyat merdeka online, Kamis (24/1/2013).
Selain itu, saat ini para aktivis sedang gencar menyuarakan anti dominasi asing, terutama Amerika serikat. Sebab sudah sangat lama AS menguasai minyak, gas, batubara dan sumber daya alam lain yang dimiliki bangsa Indonesia. Dan saat ini juga, PT Freeport sedang dikecam terkait dengan renegosiasi kontrak karya.
Karenanya, “Kehadiran Dubes Amerika pada acara Dzikir dan Maulid Nabi di Monas tersebut dapat diartikan melegitimasi posisi AS di Indonesia,” kata Syahganda.
Terakhir, Syahganda mempertanyakan undangan untuk Dubes AS itu, jika memang ormas Islam seperti Majelis Rasulullah mengundangnya, padahal jelas-jelas dzikir adalah kegiatan internal umat Islam. (salam-online). Sumber: rmol