Hujan Rudal di Jabal Akrod Membuat Tegang Relawan Indonesia di Suriah
JABAL AKROD (SALAM-ONLINE): Jabal Akrod (26/3/2013). Jari ini mengetik di saat dentuman bom dan rudal menggetarkan sekeliling rumah sakit yang kami, Tim ke-6 Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI), tempati. Suaranya memekakkan telinga.
Kami dari Indonesia, terkadang tegang, namun saudara-saudara kami di sini sudah terbiasa. Tidak ada ketegangan di wajah mereka. Tidak jarang mereka tersenyum melihat sedikit ketegangan di wajah kami.
Kalau rasa kecut saat mencicipi makanan di sini masih bisa kami berpura-pura, namun terus terang untuk ketegangan ini tidak bisa kami sembunyikan.
Sebelumnya saya mengetik di halaman rumah sakit, namun dentuman-dentuman itu datang terdengar beruntun. Beberapa rudal jatuh di dekat kami, maka dokter Romi meminta kami untuk masuk ke ruang yang lebih aman.
Muhammad, mantan tentara Nasional Suriah, menceritakan, bahwa setelah zuhur dan ashar biasanya serangan lebih intens dibanding pagi hari.
“Biasanya orang-orang Suriah banyak beraktivitas pada waktu-waktu itu, kendaraan juga banyak hilir mudik setelah shalat zuhur. Tentara Assad menargetkan ini,” jelas pemuda ramah berumur 21 tahun ini.
Dalam durasi 1 menit terkadang ada dua hingga tiga kali dentuman. Ahad (24/3/2013) kemarin beberapa bangunan di sekitar Rumah Sakit dihujani Birmil.
“Dua pesawat menjatuhkan sebanyak delapan birmil, dan puluhan roket di sekitar sini,” kisah bujang yang meninggalkan keluarganya untuk berjihad di Jabal Akrod ini.
Terkadang ia bercanda dengan bahasa ‘amiyahnya. Dan tidak malu-malu belajar bahasa Indonesia. Untuk sementara dokter Abu Nuh menjadi guru bahasa Indonesia ikhwan-ikhwan di sini.
Keakraban antar kami bertambah di saat beberapa ikhwan datang berkunjung dan bertanya tentang kami, juga kabar para relawan sebelum kami. Ada pula yang datang hanya untuk bersalaman dengan kami.
Cerita para relawan HASI sebelumnya tentang kehangatan dan penghormatan terhadap tamu dari ikhwan Suriah bukanlah basa-basi, kami membuktikannya.
Dentuman rudal yang bergonta-ganti di sekitar kami tidak mengurangi keramahan dan kehangatan antar kami.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Jika penduduk Syam rusak, maka tidak ada kebaikan di tengah kalian,” baru dapat saya hayati dengan baik di sini, saat melihat kebaikan mereka.
Tidak salah di saat briefing Ustadz Abu Zahrah, relawan HASI ke-5 mengatakan, “Orang Suriah, Jawanya Indonesia, dan Solonya Jawa.” Ini hanya tamsil. (Abu Hafidz)
Tim Relawan ke-6 HASI untuk Suriah