Kenakan Jilbab, Muslimah Rusia Terusir dari Kampusnya

Rusia-muslimah checnya, Rusia-jpeg.image
Muslimah Rusia (ilustrasi)

MOSKOW (SALAM-ONLINE): Derita Muslimah Rusia seolah tanpa henti. Belum lama, seorang pelajar di Kyra Tube keluar dari sekolah karena tak mau melepas jilbab. Kini, seorang mahasiswi di Siberia diusir lantaran mengenakan jilbab.

Stasiun TV lokal di Krasnoyarsk melaporkan mahasiswi kedokteran tahun ketiga tersebut diusir dari kampusnya karena mengenakan jilbab.

“Ketika kami mendapatkan laporan itu, kami segera periksa,” ungkap Jaksa setempat, Yelena Pimonenko, seperti dikutip RIA Novosti, Selasa (26/3/2013).

Secara terpisah, Krasnoyarsk State Medical University–tempat mahasiswi itu berkuliah–mengaku alasan diusirnya mahasiswi itu lantaran melanggar aturan internal. Namun, pihak kampus menolak untuk menyebutkan aturan mana yang dilanggar.

Menurut pihak kampus, pada aturan yang dipublikasikan Februari lalu tertera poin yang melarang mahasiswi memasuki kampus dengan pakaian mencerminkan simbol agama seperti jilbab.

Di tempat terpisah, Raifat, remaja 15 tahun asal desa Kyra Tube memilih keluar dari sekolah lantaran menolak untuk melepaskan jilbabnya. Ironisnya, Raifat seorang pelajar berprestasi karena merupakan salah satu pemenang olimpiade lokal.

Baca Juga

Sementara itu, sikap Presiden Rusia, Vladimir Putin soal jilbab tidak berubah. Itu terlihat dari jawaban Putin terkait masalah itu dalam sesi wawancara bersama wartawan asing yang dilaporkan Ria Novosti, Desember 2012 lalu.

“Mengapa kami perlu mengadopsi tradisi asing?” tanya Putin. Dia menilai, pemimpin Muslim Rusia harusnya juga mengatakan hal yang sama bahwa mengenakan jilbab di sekolah adalah hal keliru.

“Dan sekarang Anda meminta kami untuk mengenalkan tradisi ini, buat apa?” kata Putin.

Penyataan bernada menolak dari Putin ini sekaligus penegasan ulang terkait komentarnya terhadap masalah tersebut sebelumnya.

Sebelumnya, ia mengatakan pelarangan penggunaan jilbab merupakan wujud dari menjaga semangat sekularitas Rusia di era modern.

Ia menekankan Rusia merupakan negara sekular yang harus menciptakan kondisi setara untuk semua warga negaranya. (ROL)

Baca Juga