Kekang Kebebasan Menjalankan Islam, Prancis Larang Muslimah Berjilbab

Prancis-larang kembali jilbab-jpeg.imagePARIS (SALAM-ONLINE): Rencana Presiden Francois Hollande memberlakukan larangan jilbab dianggap mengekang kebebasan Muslim dalam melaksanakan ajaran Islam.

“Kami telah memperingatkan dampak dari pemaksaan pembatasan terkait jilbab. Ini masalah kebebasan beragama,” ungkap Presiden Dewan Iman Islam Prancis (CMF), Mohammed Moussaoui, seperti dikutip Al-Arabiya.net, Jumat (12/4/2013).

Menurut Moussaoui, sebagai negara demokratis, Prancis seharusnya menghindari kebijakan provokasi. “Harus ada keseimbangan antara kebebasan dan kewajiban, ini yang perlu diperhatikan,” kata dia.

Mahasiswa pascasarjana, Souad, mengatakan efek dari pembatasan itu membuatnya kesulitan untuk bekerja di Lembaga Publik dan Swasta. “Bagaimana dengan masa depan saya. Ini adalah bencana,” ujarnya.

Anggota Partai Sosialis, Oliver Four mengungkap aturan itu jangan diartikan Prancis tidak menerima kehadiran Muslim. Justru Prancis mengakui keberadaan Muslim. “Namun, saya menyetujui kebijakan apa yang diambil Presiden,” kata dia.

Baca Juga

Data yang dipublikasikan Prosiding National Academy of Sciences menyebutkan warga muslim di Prancis masih terus menghadapi diskriminasi di berbagai aspek.

Misalkan di dunia kerja, dibandingkan rekan-rekan mereka yang non-Muslim, pemeluk Islam mendapatkan intimidasi dan diskriminasi 2,5 kali lipat lebih banyak dari mereka.

Profesor ilmu politik, David Laitin, mengatakan agama saat ini tengah menjadi sumber diskriminasi di Prancis. Sayangnya, hal ini yang tidak dipahami masyarakat Prancis.

“Tanpa informasi itu tidak mungkin bisa dipahami atau memperbaiki situasi dengan baik bahwa ada beberapa orang sedang didiskriminasi,” ungkap Laitin. (ROL), salam-online

Baca Juga